38 : Terima Kasih

73 11 0
                                    

Tanpa niat menjawab pertanyaanku, Gara meninggalkanku begitu saja. Masuk ke area dalam dapur.

"Lo temenin Cara, gue mau bikin minum." Begitulah kira-kira ucapan Gara.

Sungguh jahat!

Aku berjalan menuju Cara yang sedang memainkan ponselnya. Ketika aku duduk, Cara menoleh padaku. Sepertinya Cara meneliti wajahku yang merah akibat menangis dan tubuhku yang sedikit sesegukan

"Kamu kenapa, Ra?" tanyanya sedikit khawatir.

"Kamu kenapa, Ra?" tanyanya sedikit khawatir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gak apa-apa. Aku nangis gara-gara Gara nunjukin video ibu-ibu joget, masa."

Cara tertawa pelan sambil menggeleng. "Kamu aneh, Ra."

Emang!

Gara datang dengan satu gelas es teh di tangannya. Aku berdiri dari sofa dengan angkuh.

"Gak usah repot-repot, Gar. Gue gak jadi main, gue mau pulang!"

Aku mengambil es tehnya dan meminumnya cepat. Sayang kalau dikacangin!

"Lho, kenapa? Kamu baru datang Ra, masa mau pergi lagi?" tanya Cara penuh keheranan.

Aku tersenyum kecut. "Takut ganggu," ucapku sembari melirik Gara.

Aku berjalan menuju pintu depan, memedang knopnya dan membuka pintu. Sebelum pergi beneran aku membalikan badan dan berucap sedikit teriak.

"Makasih untuk semuanya!"

Paper Hearts Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang