Tanpa niat menjawab pertanyaanku, Gara meninggalkanku begitu saja. Masuk ke area dalam dapur.
"Lo temenin Cara, gue mau bikin minum." Begitulah kira-kira ucapan Gara.
Sungguh jahat!
Aku berjalan menuju Cara yang sedang memainkan ponselnya. Ketika aku duduk, Cara menoleh padaku. Sepertinya Cara meneliti wajahku yang merah akibat menangis dan tubuhku yang sedikit sesegukan
"Kamu kenapa, Ra?" tanyanya sedikit khawatir.
"Gak apa-apa. Aku nangis gara-gara Gara nunjukin video ibu-ibu joget, masa."
Cara tertawa pelan sambil menggeleng. "Kamu aneh, Ra."
Emang!
Gara datang dengan satu gelas es teh di tangannya. Aku berdiri dari sofa dengan angkuh.
"Gak usah repot-repot, Gar. Gue gak jadi main, gue mau pulang!"
Aku mengambil es tehnya dan meminumnya cepat. Sayang kalau dikacangin!
"Lho, kenapa? Kamu baru datang Ra, masa mau pergi lagi?" tanya Cara penuh keheranan.
Aku tersenyum kecut. "Takut ganggu," ucapku sembari melirik Gara.
Aku berjalan menuju pintu depan, memedang knopnya dan membuka pintu. Sebelum pergi beneran aku membalikan badan dan berucap sedikit teriak.
"Makasih untuk semuanya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Paper Hearts
NouvellesSelembar kertas yang Gara tinggalkan membuat Yura kembali mengingat kisah balik yang pernah terjadi. Yura benci setiap bagian kertas yang Gara beri. Itu membuatnya sesak bagaikan oksigen di bumi ini nyaris ludes. Selasa, 04 Juli 2017