36 : Tangan

72 13 0
                                    

Seminggu lagi UN akan diadakan. Jadi, aku harus benar-benar mengisinya. Jangan sampai nilaiku jeblok.

Hari ini rencananya aku akan ke rumah Gara. Membujuknya agar mengajariku dan menanyakan kenapa ia berubah padaku.

Aku sungguh penasaran dan merasa bersalah.

Entahlah.

Pintu rumah Gara terbuka saat aku mengetuknya. Ternyata Gara yang membukakannya. Wajah Gara tampak terkejut saat melihatku, namun sedetik kemudian wajahnya berubah menjadi dingin.

"Masuk," suruhnya.

Aku mengikuti Gara di belakang. Sepertinya Mama Gara sedang tak ada di rumah.

Gara berhenti di ruang tamu. Dia membalikan tubuhnya padaku dan menyingkir dari hadapanku.

Aku dapat melihat, di sana, di sofa merah darah, Cara sedang duduk sembari melambaikan tangan padaku.

Aku dapat melihat, di sana, di sofa merah darah, Cara sedang duduk sembari melambaikan tangan padaku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku menoleh pada Gara. Gara malah tersenyum kecut.

"Gar, gue mau ngomong," ucapku.

Gara mendekati Cara tanpa menolehku. Membisikan sesuatu sebelum kembali padaku.

"Ayo." Gara mengapit tanganku dengan tangannya. Mengajakku ke dapur untuk berbicara.

Hatiku sedikit menghangat, namun saat bersamaan aku ingin menjerit histeris.

[]

Paper Hearts Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang