Aku melihat pantulan diriku di cermin toilet. Di pantulan cermin itu, aku tersenyum miring dengan wajah belepotan air mata, seakan mengejek diriku sendiri.Pantas saja Gara memilih Cara sebagai orang yang layak menjadi bagian dari hatinya.
Sekarang lihatlah aku! Jauh sekali kalau dibandingkan dengan Cara.
Cara murid terpintar di angkatanku, Gara juga pintar. Cara cantik, ditambah lesung pipi yang menggemaskan. Rambutnya menakjubkan, layaknya model ikan sampo. Bahkan sekarang aku tak bisa mendikte lagi keunggulan Cara, terlalu banyak.
Dibandingkan dengan aku, aku kalah mutlak!
Sekarang aku percaya kalau; cowok ganteng gak mungkin asal mau sama cewek biasa aja, pasti lihat setidaknya sedikit dari aspek fisik.
Ugh!
Aku mengeluarkan semua rasa sebal di hatiku, tak peduli sebagian murid yang ada dalam toilet melirikku aneh.
Aku menatap cermin dengan serius, tapi hatiku masih saja sedih. Air mata terus mengalir keluar dari mataku.
Cara memang cocok untuk Gara!
Aku menghapus air mataku kasar. Membasuh mukaku yang tak jelas rupanya sekarang.
Tambah turun cantikku!
Akan aku akhiri acara menye-menye ini.
Aku keluar dari toilet dan mendapati Duta sedang bersandar di dinding dekat pintu toilet.
Duta menoleh. "Lo kenapa, Ra?"
"Kran wc-nya rusak, jadi air-nya malah nyembur ke muka gue, Ta. Jadi gini deh, jelek," ucapku bohong. Mana mungkin aku harus jujur, kalau ini semua karena Gara.
"Lo tetep cantik, kok."
Duta sampai ikut berbohong, hanya karena ingin membuatku senang.
[]
KAMU SEDANG MEMBACA
Paper Hearts
Short StorySelembar kertas yang Gara tinggalkan membuat Yura kembali mengingat kisah balik yang pernah terjadi. Yura benci setiap bagian kertas yang Gara beri. Itu membuatnya sesak bagaikan oksigen di bumi ini nyaris ludes. Selasa, 04 Juli 2017