3. A little Memory

2.2K 309 20
                                    


Park Jimin mendengus kesal. Pasalnya saat ia akan menaiki motor, seseorang tiba-tiba datang dan bahkan seenaknya memeluk tubuhnya dari belakang.

Siapa dia? Jimin sudah tahu.

"Lepaskan atau aku akan menarik tanganmu kasar."

Tak ada suara. Gadis itu tak bergeming. "Aku tidak percaya kau akan melakukan itu," bisik gadis itu sambil sengaja menghembuskan nafasnya pelan ke leher Jimin.

"Joy! Lepaskan!" titah Jimin.

Suara lantangnya lah yang pada akhirnya membuat gadis bernama Joy itu melepaskan pelukannya. Jika tidak, telinganya akan tuli seketika karena Jimin memang tega berteriak di depan gadis yang sering menganggunya, salah satunya adalah Joy.

Tapi tunggu, Joy tidak menganggu. Baginya, dia justru membuat hari Jimin lebih dan lebih bahagia.

"Kau tau kan, aku tidak menyukaimu. Pergilah dan pacarilah Sungjae. Aku lihat dia mencintaimu."

Joy mempoutkan bibirnya manja. Saat ia menggoda Jimin lelaki itu terus menyuruhnya dekat dengan Sungjae. Menyebalkan. Joy akhirnya pergi meninggalkan Jimin.

Jimin bernafas lega. Sebenarnya berteman dengan wanita baginya tidak masalah. Namun beberapa wanita salah faham dan menganggap Jimin menyukai mereka karena sikap Jimin yang memang begitu lembut. Karenanya mereka mulai protective dan bertindak macam-macam pada Jimin. Hal itu tentu saja membuat ia jengah. Sejak saat itu, Jimin anti wanita dan berbicara seperlunya saja pada makhluk halus -bukan setan- itu.

Mulailah lelaki itu mengendarai motornya. Beberapa kali ia menundukkan kepala saat berpas-pasan dengan beberapa dosen di jalan.

***

"Maaf kami terlambat." Seseorang membuka pintu mobil sport biru muda miliknya, dari dalam mobil ia mempersilahkan Seulgi masuk dan bergabung dengan mereka.

"Gwaenchana." Jawab Seulgi lalu segera masuk dan duduk tepat di sebelah Irene.

"Hai Seulgi-ya," Sapa irene.

"Kau? Bukannya kata-"

"Mian..." Yeri terkekeh.

"Maafkan Yeri, Seul. Sebenarnya aku kuliah. Ambil saja sisi positifnya, kau jadi mengikuti saran ibumu kan."

Seulgi mengangguk lalu memberi isyarat pada Yeri agar segera melajukan mobilnya. Belum jauh, bahkan mereka masih berada di sekitaran parkiran. Namun mata Seulgi memandang sesuatu yang tak asing. Bukan kejadiannya, melainkan pelaku kejadian tersebut.

"Tt-tunggu!" Ucap Seulgi sambil menepuk beberapa kali pundak Yeri. Tentu saja gadis itu dibuat panik karena harus berhenti mendadak.

"Ada apa?" tanya Irene yang heran melihat Seulgi tengah fokus pada dua orang insan yang tengah melakukan back hug tepat di sisi kiri mereka.

"Nona Seulgi yang cantik, apa kau cemburu pada dua orang yang tengah bermesraan?" goda Yeri namun tak mendapat respon dari gadis itu sama sekali. Bahkan Seulgi mengerucutkan keningnya. "Kalau kau ingin, segera cari pacar atau terima saja lamaran Baekhyun tempo hari."

Kedua kalinya perkataan Yeri sama sekali tidak mendapat jawaban dari tuan puteri yang masih saja fokus pada pemandangan itu.

Sedetik kemudian Seulgi memandang Irene dan Yeri dengan tatapan bingung.

"A-apa tadi kata kalian?"

 PRINCESS WITH A CHARMING BOY [1-33 END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang