Terlalu lama update aku minta maaf.
Aku harap masih ada yang minat baca cerita ini ya..***
Suasana hari ini ramai karena Namjoon seperti biasa akan membuat ke hebohan. Disebelah Namjoon ada Wendy yang tengah menenangkannya. Mereka berteman entah sejak kapan. Apa sejak kepergian Seulgi?
Seulgi. Dia temannya Wendy. Mata Jimin sendu ke arah gadis itu.
Jimin lalumenghembuskan nafasnya panjang. Kelas begitu hingar-bingar tapi terasa sebaliknya. Kembali ia melipat kedua tangannya lalu membenamkan kepalanya disana.
Lebih baik begitu daripada mengangkat kepalanya dan memandang kursi seseorang yang ia rindukan sekarang.
Seulgi dimana? Jimin rindu.
Baik. Jimin sekarang melupakan permasalahan ia - ibu tirinya - Tuan Kang - Seulgi. Sebuah runtutan permasalahan yang membuatnya menjadi seperti ini. Meski jika terkadang melihat seseorang yang namanya berada dalam siklus itu kadang membuatnya hilang kendali.
Teng.
Sudah tiga jam lamanya dosen berceramah panjang lebar sejak Namjoon tenang. Jimin faham apa yang disampaikan dosen. Ia mendengarnya. Tapi, Jimin terlalu penuh fikirannya untuk mengingat materi tersebut terlalu lama. Setelah keluar kelas, Jimin pasti lupa.
Fikiran Jimin dan hatinya hanya milik Kang Seulgi.
"Jimin." Panggil seorang lelaki bertubuh kurus dengan kaki yang begitu jenjang, meski demikian jika mereka berdiri masih kelihatan Jimin yang lebih tinggi.
"Ne, hyung." Jawab Jimin setelah menunduk.
"Hmm... Begini." Jimin memperhatikan Taemin yang cukup kebingungan. "... Aku turut berduka soal kekasihmu itu." Jimin mengangguk lalu kembali memperhatikan Taemin.
"... Kemari, aku hanya ingin menanyakan apakah kau bersedia untuk menggantikanku melatih anak baru. Hanya dance kontemporer."
Apa yang Taemin harapkan. Ia tahu Jimin akan menggelengkan kepala seperti ini. Sedangkan mengikuti mata kuliah yang materinya berupa praktek dengan dosen Park Jin Young saja Jimin tak ingin. Menari membutuhkan konstentrasi Jiwa dan raga. Kalut seperti ini, menggerakkan tubuh begitu percuma.
"Maaf Hyung." Kata Jimin tanpa ekspresi bersalah. Memang dia tak salah, sih.
"Hmm.. Baiklah. Aku mengerti." Ucap Taemin sambil tersenyum. "...aku akan meminta bantuan Kai saja. Terima kasih Jimin-ah."
Jimin melanjutkan jalannya menuju parkiran. Ia pun pulang.
Tahu yang namanya mahasiswa Kupu-kupu?
Ya, dialah Jimin sekarang. Kuliah Pulang- Kuliah Pulang. Tak ada interaksi tak ada kegiatan.
"Jimin.."
Langkah itu terhenti saat dipertengahan anak tangga karena dipanggil ibunya. Entahlah, Jimin bingung apa ia harus memanggil perempuan cantik itu dengan sebutan Seulgi eomma.
Jimin menoleh ke bawah ia pun turun beberapa langkah agar jarak mereka tidak terlalu kentara.
"Ne." Katanya.
"Kau sudah makan?"
Jimin mengangguk, kalau difikir-fikir dia belum makan sejak pagi, bukan karena jam kuliahnya. Ia menjaga jarak dari perempuan itu. Tidak pernah berbicara banyak lagi terlebih makan bersama. Perempuan itu mengingatkan Jimin dengan seorang gadis yang begitu ia rindukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRINCESS WITH A CHARMING BOY [1-33 END]
أدب الهواة***REPUBLISH*** Was #431 in fanfiction (110917) [Private!] Kang Seulgi adalah putri keluarga Kang yang termasuk kedalam lima pengusaha terkaya di Korea Selatan. Bukan salahnya jika ia menjadi manja dan bersikap sesukanya. Sudah takdirnya pula untuk...