Di kamarnya, Jimin terlihat habis mandi pagi. Berangkat malam dan tiba di waktu pagi tentu membuatnya tidak sempat membersihkan diri. Kemudian Lengan kanan nan kekar itu sibuk mengeringkan rambut dengan handuk putih."Hyung," panggil seseorang.
"Buat terkejut saja." Kata Jimin sambil memegangi dadanya. "Bagaimana kau bisa masuk?"
Jungkook tersenyum sinis. "Ck! Kau lupa mengunci pintu kamarmu hyung." Katanya, "Ada yang ingin aku bicarakan padamu hyung."
Jimin menoleh ke arah Jungkook sesaat lalu meraih kaos putih polos dari kopernya. "Benarkah? Kelihatannya penting. Ada apa?" Tanya nya sambil membelakangi Jungkook untuk mengenakan kaos tersebut.
"Eumm.. Apa yang akan kau lakukan pada Baekhyun hyung?"
Kini Jimin telah menghadap Jungkook. Melakukan apa pada Baekhyun? Jimin tidak faham dengan arah pembicaraan Jeon ini.
"Maksudmu? Melakukan apa?" tanya Jimin.
"Begini, Nuna memang tidak menyukai Baekhyun hyung, tapi dia terlalu polos untuk mengetahui mana lelaki yang baik dan buruk. Aku takut hyung. Apalagi liburan ini adalah rencananya Tn. Kang, dia sangat menyukai Baekhyun. Apakah kita minta agar Baekhyun hyung pergi dari tempat ini saja?" Kata Jungkook lalu tegak dan memegang pundak Jimin.
Jimin terkesiap. Memang benar dia khawatir Seulgi dan Baekhyun liburan bersama, namun sekarang ia ada disini, apa yang perlu di khawatirkan? Lagipula bukankah Baekhyun itu temannya? Kenapa Jungkook tega?
Tepat sesaat sebelum Jimin menganggapi ucapan Jungkook, Seulgi telah berada didepan kamarnya dan kini memandang ke arah Jeon dengan seksama.
"Eh ada kau disini Kookie." Kata Seulgi.Jungkook memandang Jimin sesaat lalu meringis. "Ya sudah hyung. Aku pergi dulu." Katanya kemudian pamit.
Jimin tersenyum tipis begitupula dengan Seulgi saat Jungkook melewatinya. "Nikmati liburanmu Nuna." Ucap Jungkook. "Eung. Kau juga."
Seulgi lalu melangkahkan kaki kedalam kamar Jimin dan duduk disebuah kursi tak jauh dari kaca.
"Baiklah tuan puteri, kemana kita akan pergi?" Tanya Jimin yang duduk tepat didepan Seulgi lalu memegang kedua tangan gadis itu. Menatapnya dalam lalu tersenyum.
Katakanlah kemanapun karena Jimin akan menyetujuinya. Bahkan jika Seulgi mengatakan untuk kembali ke Seoul sekarang juga, Jimin akan menurutinya karena Park Jimin telah bertekuk lutut pada gadis itu.
"Ayo kita sarapan pagi, lalu berjalan disekitar sini lalu mengambil beberapa gambar." Kata Seulgi semangat. "Tapi, tunggu.."
"Ada apa?" Tanya Jimin.
"Eumm... Kamera ku tertinggal di kamar. Kalau begitu aku kembali ke kamar sebentar, kau tunggu aku disini sayang." Ucapnya lalu beranjak pergi ke kamarnya yang hanya berjarak beberapa meter saja. Jimin mengangguk lalu membiarkan Seulgi pergi dengan senyuman.
Setelah berlari kecil, Kang Seulgi tiba di kamar dan memandang benda hitam di meja kacanya.
"Disini kau rupanya." Batin gadis itu lalu segera mengambil kamera. Saat ia hendak berbalik, mukanya menjadi masam. Ya, seseorang yang tak ia harapkan sudah berdiri didepan pintu kamarnya.
"Senang sekali berdiri di depan pintu kamar orang lain." Sindirnya lalu berjalan ke arah pintu itu dengan tenang.
Hei Kang Seulgi, bukankah kau baru saja berdiri didepan pintu kamar Park Jimin? Kalian justru terlihat sama.
"Kau dari mana?" Tanyanya sambil memandang Seulgi intens.
"Apa hakmu?!" Tanya Seulgi dengan tegas.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRINCESS WITH A CHARMING BOY [1-33 END]
Fiksi Penggemar***REPUBLISH*** Was #431 in fanfiction (110917) [Private!] Kang Seulgi adalah putri keluarga Kang yang termasuk kedalam lima pengusaha terkaya di Korea Selatan. Bukan salahnya jika ia menjadi manja dan bersikap sesukanya. Sudah takdirnya pula untuk...