4. Hidden Love

1.8K 287 22
                                    



Seorang gadis nampak gelisah dalam tidurnya. Pelipisnya mulai basah dipenuhi keringat. Tangannya di hentakkan kesana kemari.

"Eomma!"

Seketika Seulgi berteriak saat percikan mengenai wajah cantiknya.

"Kau?" Seulgi terduduk sambil mengusap wajahnya yang basah dengan tangan kanannya.

Wanita paruh baya dihadapan Seulgi mengerutkan keningnya. "Aku?"

"Kenapa tidak bilang akan pulang?"

"Aku akan pulang ke rumah ku, apa perlu melapor padamu?" Wanita itu memandang Seulgi intens. "Kau bermimpi tentang wanita tua bangka itu lagi?"

"Tua bangka? Dia bahkan jauh lebih cantik darimu."

Wanita itu hanya tersenyum mendengar lontaran kata Seulgi, dibanding orang lain, ialah yang paling tahan dengan kata kasar gadis itu. "Sudah, segera siap-siap. Kau ada kelas pagi ini."

Seulgi mengangguk lalu beranjak dari tempat tidurnya.

"Dan..." Seulgi menoleh saat wanita itu melanjutkan bicaranya. "Jangan matikan ponselmu seperti kemarin."

Ponselku di ambil pengemis. Bukan aku matikan.

"... Aku tak ingin kau berulah lagi. Ayahmu akan sangat pusing karenanya. Kau faham?"

"Ne~" ucap Seulgi lalu menuju kamar mandi. Di depan pintu kamar mandi berukuran sangat besar itu sudah ada pelayannya yang membungkuk dan kemudian memberikannya handuk.

***

Hari ini Seulgi datang ke kampus bersama Bodyguard keluarganya. Jujur ini membuat Seulgi malu, meski hanya di antar ke depan kelas saja, ingin rasanya gadis itu menenggelamkan wajahnya kedalam tas hermes mahal miliknya itu.

Andai handphone nya tidak di ambil cowok brengsek hari itu, Seulgi tidak akan mendapat hukuman seperti ini. Sialnya, ibu tiri itu sangat tau cara menghukum Seulgi dengan benar.

"Sudah, aku sudah masuk kelas. Pergi sana!" bisik Seulgi pada dua bodyguard itu.

"Kalau Nona Seulgi macam-macam lagi, kami akan menuruti perintah nyonya untuk mengikuti kemanapun Nona pergi."

Seulgi mengangguk cepat. "Iya, aku tau. Sekarang pergilah." usirnya.

Tepat kedua lelaki berbadan besar itu pergi, muncul Wendy entah dari mana. Apa karena tubuh Wendy kecil jadi sebenarnya dari tadi ia sudah berada di dekat Seulgi? Entahlah.

"Haai.." sapa Wendy ramah. Seulgi hanya mengangguk datar lalu berencana masuk kelas.

"Itu tadi pengawalmu?"

Mendengar itu Seulgi langsung berbalik dan memandang Wendy dengan senyuman. Entah angin apa? Tapi ini kali pertama Wendy melihat gadis itu tersenyum. Meski Wendy tau Seulgi berusaha keras untuk itu.

"Iya. Jangan katakan pada siapapun."

"Kenapa?"

"Turuti saja perintahku." tegas Seulgi.

"Aku tidak mau!" Lawan Wendy. "Apa hak mu mengatakan itu padaku?"

"Aissh bocah ini." Seulgi terlihat sangat geram dan hendak memukul kepala Wendy namun ia membatalkannya mengingat ia benar-benar tidak boleh
macam-macam.

"Ya sudah, aku akan masuk ke dalam dan mengatakan pada orang-orang bahwa kau datang bersama pengawalmu." ucap Wendy santai lalu berjalan mendahului Seulgi.

 PRINCESS WITH A CHARMING BOY [1-33 END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang