32. Angel

1.1K 163 21
                                    


Satu hari lagi.

Kata Dokter Seulgi akan bangun satu hari lagi sesuai progres yang ia tunjukkan baru-baru ini.

saat kau membuka matamu, aku, Aku orang yang akan berada disampingmu. Jadi, bangunlah. ~pjm

***

"Habis menemui mayat hidup itu lagi?" Suara serak Tuan Kang menghentikan langkah Jimin.

Lelaki dengan rahang runcing dan rambut pirang itu menampilkan senyum tanpa balutan kecewa diwajahnya sedikitpun meski hatinya begitu hancur harus menunggu dan nenunggu. Belum lagi, ketika ia pulang telinganya akan langsung terasa panas serasa akan meledak. Lagi, Jimin lewati dengan lapang dada.

"Dia akan segera bangun Yah," Katanya.

"Hmm.. Pastikan dia segera sadar sebelum ayah membuat dia tidur selama-lamanya." Ucapan lelaki itu membuat Jimin tersenyum lagi namun kali ini lebih tipi.

Tuan Park sedang marah. Sangat marah. Ada alasan tersendiri kenapa lelaki itu bersikap tidak suka Seulgi saat ini padahal dia tak pernah ikut campur sebelumnya. Sebuah alasan yang akan segera hilang dengan sadarnya Kang Seulgi.

Saat tiba di kamarnya, Jimin segera membersihkan diri dan bersiap menuju rumah sakit, lagi. Tak lupa ia membawa sepasang baju ganti untuk esok hari karena ia harus masuk dengan Park Jin Young ssaem. Harus. Jika tidak, Jimin  terancam gagal pada mata kuliah itu karena ia sudah tiga kali tidak hadir tanpa keterangan.

Kalian pasti tahu bahwa Jimin tidak jalan-jalan, foya-foya dan lain sebagainya. Ia tidak masuk kuliah karena sibuk menghabiskan waktu di rumah sakit bersama Seulgi.

Tidak kuliah itu rugi. Tapi lebih rugi lagi jika kehilangan moment bersama Seulgi. Moment yang diisi dengan memujinya, menggenggam tangannya.

Tapi, untuk esok hari, Jimin benar-benar harus muncul di kelas kalau tidak ingin menambah amarah ayahnya.

Matahari sudah tenggelam tapi Jimin belum juga muncul di kamar yang ditempati Seulgi.

"Ah~ jadi hyung belum datang.." Ucap Jungkook pada dirinya sendiri setelah melihat kamar yang hanya diisi oleh puteri tidur dan beberapa perawat. Padahal setelah dari kamar mandi ia berharap dapat melihat Jimin.

"Kookie-ya."

Jungkook menoleh membalikkan badannya dan melihat seorang lelaki yang berdiri tegak diambang pintu. Jimin. Lelaki itu pun berjalan mendekati Jungkook yang sumringah.

"Syukurlah hyung." Lega Jungkook. "Aku pergi dulu, jadi hyung bisa leluasa berbicara dengan nuna." Katanya terburu-buru.

Malam ini dia ada Jadwal menemani Yeri jalan-jalan, tapi sejak sore Jimin menyuruhnya menamani Seulgi. Bukan tidak suka. Geunyang... Dia ingin lebih mempersiapkan diri dulu untuk bertemu gadis itu, Kim Yerim. Jadi ia mengatur kata sedemikian rupa. Berupa perintah agar Jimin membebaskannya.

"Mau pergi dengan Yeri lagi?" Jimin menuju sofa dan meletakkan tasnya disana. Bertanya tanpa melihat ke arah Jungkook. Tapi ia menyembunyikan senyumannya.

"Bagaimana-"

"Yeri tadi menghubungiku." Potong Jimin lalu tersenyum sungging. Jungkook terdiam merasakan atmosfir yang mulai terasa aneh. "... Katanya dia membatalkan acara kalian dan ia akan menginap disini menemani Seulgi."

Benar. Perasaan Jungkook memang kkeepjjang. Seakan dia tahu bahwa dibalik senyum Jimin barusan adalah pertanda buruk.

"Hmm.. Yasudahlah." Kata maknae itu dengan pasrah. "...yang pentingkan tetap ketemu dia."

 PRINCESS WITH A CHARMING BOY [1-33 END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang