Tetangga adalah keluarga yang paling dekat. Bahkan rosulullah bangak mengajarkan bagaimana adab bertetangga, apa hak-hak tetangga yang harus di penuhi.
Bahkan dosa hukumnya bila kita tidur nyenyak sedangkan tetangga kita kelaparan...
Indahnya hidup islami
Syafa pov
Seperti biasa tiap sore aku dan ketiga buah hatiku duduk manis di kursi teras rumah menantikan suamiku pulang kerja. Mereka akan berlarian begitu ayahnya turun dari mobil, berebut untuk salim dan mendapat ciuman. Yah walaupun yang ku lihat Idlan selalu mengalah pada adik-adiknya.
Sulungku ini semakin dewasa. Rasanya masih tak rela anak gantengku ini beranjak baligh. Sifat tertutup dan irit bicara seperti ayahnya semakin mendominasinya.
"Kak Idlan udah sebelas tahun ya bulan depan... Ah anak bunda udah pra baligh.. "
"Kenapa nda... "
"Nggak apa-apa kak.. Bunda masih belum percaya anak-anak bunda cepat sekali tumbuh, nggak terasa kalian semakin besar. Bahkan tinggi kakak Idlan hampir sama kayak bunda"
"Bunda imut sih... "Celetuk Ghazi yang langsung mendapat pelototan dari kakaknya.
Ghazi hanya nyengir sambil mengangkat jarinya membentuk huruf V.
"Bunbun.. Ala tok pate teludung cih? "Tanya Hafla bungsuku yang masih cadel
"Iya nak... Kan setiap muslimah harus menutup aurat. Jadi fungsi kerudung juga jilbab adek buat nutup aurat"
"Kamu pasti nggak tau aurat kan dek...?? "Tanya Ghazi sambil senyum meledek.
"Bunbun.. Tatak natan.. "
"Kakak Ghazi.. Bukan tatak natan... "Imbuh Ghazi semakin menggoda.
"Tatak iyek... Dedek ndak cuka... "Teriak Hafla sambil menangis
"Kakak... Jangan usil dong.. Sayang bunbun.. Jangan nangis ya anak soleha.. "
"Cukulin.. Week"balas Hafla sambil menjulurkan lidah
"Dedek.. Jangan gitu ya lidahnya.. Nggak bagus... "
"Wahhahahahha... Hafla kena tegur.. Hafla kena tegur yeyeyeye!!! "Girang Ghazi
Sementara adek-adeknya saling usil, Idlan hanya melihat sambil senyum. Aku tau sulungku ini sering menegur Ghazi agar tidak usil pada adiknya saat mereka hanya berdua.
Suara deru mobil menghentikan aktivitas harian kami. Tanpa komando kedua anakku lari menyambut ayahnya, sedangkan Idlan berjalan di belakang adik-adiknya. Inilah salah satu sisi dewasa yang aku sukai, tanpa di minta naluri sebagai seorang kakak yang melindungi dan mendukung adik-adiknya telah nampak.
--------
Ketiga buah hatiku dan suamiku sudah mengelilingi meja makan, menikmati hasil pencak silatku sore tadi.
"Nda..minggu depan kakak ada tryout. Jadi mulai besok pulang sore terus"
"Jam berapa kak? "
"Jam empat yah.. "
"Terus Azi pulangnya gimana bun? "Yah selama ini Ghazi selalu berangkat dan pulang bareng kakaknya.
"Ghazi mau barengan sama kak Denis? Nanti bunda bilang sama mamanya"
"Nggak mau!!! "
"Kenapa? "
"Ghazi nggak suka tante itu... Kecentilan sama ayah"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumahku Surgaku
SpiritualBagaimana kisah Syafa Althafunnisa dan sang suami Ikhwan Abdulrasyid dalam membesarkan putra putrinya di tengah kehidupan yang hedonis Akankah ketiga anaknya akan mampu melawan arus. Berhasilkah usaha mereka memberikan pondasi keimanan. Mampukah m...