Pelangi akan muncul usai hujan. Kita akan tau rasa bahagia usai tau apa itu rasa sedih.Note
Part ini ada adegan baper akut. Jadi mohon di maafkan ya... Karena manisnya yang cukup kebangetan.
Syafa pov.
Sebulan menjalani kenikmatan hidup yang tak di sangka-sangka. Kini aku bisa merasa lega. Level awal ujian kenaikan derajat telah kami lewati. Masih ada level-level selanjutnya yang menanti kami. Yang mungkin levelnya akan semakin berat.
Senyum dan tawa ceria si bungsu kini mulai menghiasi wajah ayu nya. Begitu juga Ghazi sudah mulai usil kepada adiknya lagi.
Mengenai pak Tito, kami melayangkan somasi kepadanya. Mas Erlan bahkan geram saat tahu bawahannya yang bermasalah itu mencari masalah dengan adik iparnya.
Karena masalah ini juga banyak tetanggaku yang mendadak baik setelah mengetahui siapa keluargaku. Yah.. Tipe-tipe tetangga cari muka. Yang ujung-ujungnya akan minta tolong untuk mempermudah ini-itu mengingat ketiga kakakku yang menjadi pejabat.
Anak pak Tito yang menjadi staf di kantor mba Rahma sangat malu. Padahal kakakku tidak pernah mempermasalahkan.
Namun yang membuatku terkejut adalah alasan pak Tito yang membenci keluargaku. Kecemburuan sosial. Aneh kan?
Sangat aneh.
Apa yang harus di cemburui dari keluargaku?? Wah salah minum obat kayaknya itu orang. Atau salah makan sehingga ada something di otaknya.. Entahlah hanya dia dan ALLAH yang tahu.
Untuk urusan pak Tito aku serahkan kepada om Irsyad, untuk menyelesaikan masalah dengan kekeluargaan. Toh dia udah minta maaf. Lagipula hukuman sosial yang dia terima jauh lebih berat. Tetangga-tetangga terus menggunjingnya, setelah mereka tahu oknum yang melaporkan kami. Istrinya enggan keluar rumah karena malu menerima cemoohan. Bahkan yang aku dengar istrinya pulang ke rumah orangtuanya. Aku sendiri tak bisa berbuat apa-apa untuk menghentikan ghibahan itu, hanya mampu memberi peringatan pada tetangga saja. Tapi tetap saja aku tak mampu mengendalikan banyak mulut.
Belum lagi masalah mark up yang di lakukannya. Dan harus segera menggantinya. Entahlah tak dapat aku bayangkan.
Oke....
Sekarang aku harus kembali fokus pada kehidupanku. Menjadi Irt strong, wonder women untuk suami tampanku juga anak-anak yang menyejukkan hatiku.
Bulan ini suami gatengku belum mulai bekerja,masih dalam masa cuti di luar tanggungan perusahaan. Masih ada waktu dua pekan lagi untuknya bersantai ria setelah kemaren dia bolak balik ke kepolisian perihal buku-buku yang disita karena aku ngotot minta ganti atas kerusakan juga hilangnya tiga buku.
Sebenarnya tinggal beli masalah beres. Tapi aku nggak suka bila nggak ada pertanggungjawaban mereka. Maka dari itu pak suami yang jadi korbannya, bolak balik ke kantor polisi.
Walaupun aku Irt yang wonder women tapi tetap saja aku butuh refreshing menyegarkan otak.
Mas Wawan tau istrinya ini tetap manusia biasa yang butuh me time, dia sangat paham kadang aku merasa jenuh dengan rutinitas. Maka terkadang di hari Ahad saat aku tak ada kegiatan harokah, maka suamiku akan menyuruhku menikmati hari entah itu ke salon muslimah, atau belanja dengan di temani Nindya ipar kesayanganku, tanpa membawa anak-anak.
Setengah atau seharian mas Wawan akan menjadi Brt alias Bapak rumah tangga dengan menggantikan segala tugasku ketika aku pergi. Kadang aku terkikik geli membayangkan pria gagah itu harus meladeni si bungsu yang masih suka merajuk bila ingin makan ataupun di suruh tidur siang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumahku Surgaku
SpiritualBagaimana kisah Syafa Althafunnisa dan sang suami Ikhwan Abdulrasyid dalam membesarkan putra putrinya di tengah kehidupan yang hedonis Akankah ketiga anaknya akan mampu melawan arus. Berhasilkah usaha mereka memberikan pondasi keimanan. Mampukah m...