1

10.7K 653 101
                                    

"beberapa orang dinyatakan mati karena virus ini," jelas Yoo Jeongyeon yang sekarang menggunakan sarung tangan karetnya. Tangannya menggenggam tabung kecil berisi suatu cairan.

"itu apa?" suara Minatozaki Sana dari hadapan Jeongyeon.

"virus lah," Jeongyeon memasang wajah se-kesal mungkin. "lo pikir ini mainan, gitu?" lanjut Jeongyeon.

"gue kan ga ngerti, diajarin kek." gumam Sana kesal.

"sampai sekarang, cuma itu yang bisa gue kasih ke kalian," ucap seseorang pria bernama Park Jinyoung. Seorang laboran dari Laboratorium Pusat.

 Seorang laboran dari Laboratorium Pusat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeongyeon mengangguk, "thanks." balasnya. Ia beranjak dari ruangan tersebut tanpa memberi aba-aba pada Sana, partner kerjanya.

"ya gue jangan ditinggal dong, woy, Jeongyeon!" pekik Sana ketika sadar punggung Jeongyeon sudah menjauh.

"idiot," kesal Jeongyeon yang mendengar pekikan dari Sana. Ia melihat jam ditangannya. Pukul 2 pagi dan mereka berdua berkeliaran di Laboratorium Nagoya University.

"Jeongyeon!" ujar Sana yang masih memanggil sembari berlari ke arahnya.

"ga usah berisik, ini malem!" jawab Jeongyeon.

"ya elo bikin gue kesel, masa gue ditinggal sendirian sih?!" jawab Sana yang sekarang sudah hampir sampai disisi Jeongyeon.

"lo ga sendirian, masih ada..siapa tuh laboran tadi?" sanggah Jeongyeon dengan cueknya kembali berjalan.

"namanya Park Jinyoung!" jawab Sana kesal. Mencoba untuk mengambil sebanyak-banyaknya udara disekitarnya dengan menarik nafas panjang. Hembusan nafasnya terdengar kasar seiringan dengan emosinya karena memiliki partner yang unik.

"karena udah malem, kita pulang dulu deh. Ga baik anak gadis berkeliaran." saran Jeongyeon.

"ye! Tadi jam 11 elo yang tiba-tiba sok ide berangkat kesini, sekarang sok-sok an mau balik ke apart. Bikin berita acara dulu tuh buat virus yang ditemuin!" balas Sana kesal.

"dih, ogah." jawab Jeongyeon.

"ngeselin banget sih lo! Kalau ga buat, nanti polisi bakalan neror lo pagi-pagi waktu kuliah. Mau lo diganggu pas praktikum?"

Jeongyeon melirik Sana. "bener juga, itu polisi idiot ngandelin gue semua sih," ujar Jeongyeon dengan tenang.

Kemampuan Jeongyeon memecahkan beberapa kasus membuat kepolisian memberikan akses padanya untuk mengikuti kasus tersebut. Ia yang notabennya masih berkuliah di jurusan Kimia universitas Nagoya terpaksa beberapa kali harus absen untuk membantu kepolisian setempat. Bisa dibilang, kepolisian sudah menganggapnya detektif.

"gini aja, elo ngisi berita acara. Gue mau tidur di apart." ujar Jeongyeon tersenyum ke arah Sana.

"enak aja! Elo lah, udah ngerepotin gue melulu, terus ngelunjak lagi!" jawab Sana.

Nagoya | GOTWICE (Comp.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang