35

2.1K 276 84
                                    

Previously on Nagoya..

Duar!

Kali ini, peluru tersebut berasal dari Nakamura. Jeongyeon terpaku.

Duar!

Tembakan sekali lagi dari Nakamura. Jeongyeon mulai oleng. Ia melepaskan pistolnya. Oh, tubuhnya sudah tertanam 2 peluru dari Nakamura.

"Jeongyeon!!!" pekik Mina keluar dari mobil tersebut dibantu oleh Mark dan Jackson. Beberapa kepolisian mengepung Nakamura.

Bruk.

Jeongyeon bersimpuh diatas kedua kakinya. Entah apa yang ia rasakan, tapi kedua peluru tersebut rasanya menyakitkan.

+++

Sirine ambulans terdengar seiringan dengan melajunya mobil tersebut. Membawa Jeongyeon menuju rumah sakit terdekat. Tangisan Mina, Sana, dan Momo terdengar bersahut-sahutan.

"gwen..cha..na." ujar Jeongyeon dengan mulut penuh darah. Ia memaksakan senyuman ke arah teman-temannya sebelum menutup matanya.

"andwae Jeongyeon-ah," pekik Momo. "lakukan sesuatu!" bentaknya kepada petugas ambulans. Mereka memasangkan oksigen untuk Jeongyeon.

Jantung milik Jeongyeon bocor setelah peluru dari Nakamura tepat bersarang. Sekarang ia mulai tidak sadarkan diri. Satu peluru lagi menembus perutnya dan merobek lambungnya.

"tidak ada harapan," ucap petugas ambulans. Perlatan mereka tidak lengkap. Sedangkan penanganan harus dilakukan saat itu juga.

"lo ga bisa cuma gini doang! Itu tugas lo!" gertak Mina. Sebagian besar hatinya merasa bersalah membiarkan Jeongyeon baku tembak dengan Nakamura.

"denyutnya melemah," ujar seseorang petugas lainnya. Satu dari mereka sudah akan menutup Jeongyeon dengan kain putih.

"ngga! Lo semua harus usaha sampe akhir!" ujar Sana menggenggam pergelangan tangan petugas tersebut. "Jeongyeon pasti selamat!"

"organ vitalnya terus menerus mengeluarkan darah. Kita perlu beberapa alat untuk membedah ini semua." jelas petugas tersebut menjelaskan perkara yang ada.

"ya terserah elo lah pakai apa! Asal dia selamat!" bentak Mina. Momo bahkan tidak bisa mengeluarkan suara lain selain tangisannya.

Jeongyeon mengeluarkan darah kembali dari mulutnya. "pendarahan didalam," jelas salah satu petugas. Oh sebentar lagi mereka sampai di rumah sakit terdekat.

Semua yang mereka lihat rasanya terlalu cepat untuk dideskripsikan. Beberapa petugas turun dari mobil, memindahkan Jeongyeon dengan cepat ke atas ranjang rumah sakit. Sana, Momo, dan Mina mengikuti Jeongyeon dengan cepat. Sayangnya, tepat di pintu ICU mereka tidak diperbolehkan masuk.

Tangan Sana dan Mina berlumuran darah Jeongyeon. Sedangkan Momo, ia tidak sama sekali berani memegang Jeongyeon.

Drap..drap..drap..

Langkah kaki dari Mark, Jackson, Nayeon dan Jinyoung menyusul. Dengan menggunakan mobil kepolisian mereka mengikuti ambulans Jeongyeon.

Nagoya | GOTWICE (Comp.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang