Previously on Nagoya..
Jaebum meringkuk kedinginan dalam selnya. Bayang-bayang orang yang telah ia bunuh bergentayangan didepannya. Seolah-olah akan mencekiknya.
Momo membuka matanya. Ia tidak bisa menggerakkan seluruh badannya. Termasuk untuk sedikit menengok siapa yang berada disampingnya.
+++
"Mo?" kata Jackson memanggil Momo saat pertama kali Momo membuka matanya. Dokter bilang, Momo sudah melewati masa kritisnya.
Momo mengedipkan matanya pelan dan berkali-kali. Semua yang ia lihat tidak bisa fokus. Tenggorokannya kering dan ia sulit mengeluarkan suara, padahal ia berusaha menjawab panggilan Jackson. Oh, tentu saja ia tahu itu Jackson.
Badannya terasa kaku dan ia masih tidak dapat menggerakkan tubuhnya. Tangan kanannya juga ia coba angkat, tapi hasilnya nihil.
"Mo, jawab dong," ujar Nayeon sedikit panik. "gue panggilin dokter dulu ya," lanjutnya keluar. Masih ada Sana, Mina, dan Jeongyeon yang memperhatikan Momo dengan harap-harap cemasnya.
Beberapa menit kemudian, seorang dokter datang beserta kedua suster dibelakangnya. Mereka mencoba mengecek keadaan Momo yang masih terbaring lemah.
Kemudian sang dokter tersenyum, "ngga apa apa, ini cuma efek sementara," ujarnya menenangakan. Perlahan mata Momo memang dapat fokus melihat mereka semua.
Ia tersenyum. Oh, ada air mata yang mengalir sekarang. Melewati pelipisnya.
Jackson menghapus air mata yang dikeluarkan Momo. "makasih ya Mo, kamu tetap bertahan." ujarnya dengan suara gemetar, pertanda bahwa ia juga menahan kebahagiannya dan tidak mau menghancurkan momen ini dengan tangisannya juga.
"terus sekarang kita harus gimana dok? Momo baik baik aja kan?" kali ini Jeongyeon yang angkat suara.
Dokter tersebut mengangguk, "tenang saja, mungkin ia akan pulih dalam beberapa hari. Jika ada sesuatu hal terjadi, kalian bisa panggil saya. Sisanya saya serahkan ke suster," ujarnya pamit. "jangan lupa minum obat ya," pesannya pada Momo dengan senyuman bijaksananya. Kemudian dokter tersebut berjalan. Mereka semua membungkuk 90 derajat menyambut kepergian dokter tersebut. Dokter berjasa yang sudah memberikan seluruh tenaganya untuk kesembuhan Momo.
"minum dulu, Mo," saran Mina dengan inisiatifnya mengambilkan segelas air mineral ke dekat Momo. Tentu saja disambut Momo dengan baik.
Momo berdeham beberapa kali untuk memulai suaranya. "ma..kasih," ujarnya. Dengan cepatnya Nayeon, Sana, Mina, dan Jeongyeon memeluknya bahagia. Oh, Jackson sekarang terpojok akibat sikutan dari Jeongyeon.
"gue kangen lo, Mo, gue pikir lo ga bakalan selamet!" ujar Jeongyeon dengan jujurnya.
"hush," sikut Sana ke Jeongyeon, "jangan ngomong sembarang deh lo. Baru aja Momo sadar, ngerusak suasana aja!" lanjutnya menggerutu.
Air mata Momo kembali mengalir. Bukan, bukan karena ia sedih. Tapi, ini tangisan kebahagiaannya.
Ia berdeham sekali lagi. Suaranya masih serak. "gue..juga pikir gitu..Jeong." ujarnya.
"tuh, liat! Momo aja setuju!" pekik Jeongyeon.
"berisik banget sih lo," kesal Nayeon mencoba memukul kepala Jeongyeon. Sayangnya, posisi Jeongyeon terlalu jauh.

KAMU SEDANG MEMBACA
Nagoya | GOTWICE (Comp.)
Mystery / ThrillerSebuah cerita dari daerah Nagoya, tentang kasus-kasus yang tidak terpecahkan. Dari kasus kecil mereka semua terseret kedalam kasus besar yang berkesinambungan. Bagaimana cara mereka keluar dari kasus tersebut?