8

3.2K 362 182
                                    

Previously on Nagoya..

"Gue lupa," ujar Jeongyeon tiba-tiba. "perihal kertas berdarah itu.."

"kertas post test Nayeon?" tanya Sana. Oh baiklah, Nayeon berhenti saat langkah kakinya sampai di depan meja makan. Telinganya mendengar dengan seksama ucapan Jeongyeon namun, egonya masih mempertahankan untuk tidak kembali kedalam kamar.

"kenapa?" tanya Mina penasaran.

"Akira bilang.."

+++

"Akira bilang.." ujar Jeongyeon, "darahnya sedang dicocokkan sama darah seseorang. Tapi dia ga mau bilang siapa kira-kira orang tersebut."

"dia ngga ngasih clue?" tanya Momo.

Jeongyeon menggelengkan kepalanya. "menurut kalian ada hubungannya dengan ini semua? Atau itu cuma suatu ultimatum ke Nayeon?"

"untuk apa ultimatum kaya gitu?" tanya Mina.

"Nayeon pernah punya musuh ga sih?" tanya Sana.

Kepala Nayeon terasa berat mendengar teman-temannya yang terus menghubungkan semua ini, yang menurutnya tidak ada sangkut pautnya sama sekali. Ia berjalan menuju kamar Jeongyeon kembali.

"bisa ngga sehari aja kita ga usah ngomongin kasus ini atau kasus itu? Coba selayaknya kaya mahasiswa biasa. Gue capek harus terus-terusan mikirin ini dan itu." jelasnya. Semuanya merasa omongan Nayeon memang cukup benar. Tapi sayangnya, kepolisian sudah membuat Jeongyeon masuk kedalam beberapa kasus yang ada dan harus melibatkan mereka semua.

+++

"praktikum jam 2," ujar Sana mengingatkan ke Jeongyeon yang masih berkutat dengan analisis-analisisnya diatas tempat tidurnya. Tembok sebelah kanan dari tempat tidurnya hampir penuh dengan foto dari tersangka, korban, dan saksi dari beberapa kasusnya tersebut. Belum lagi beberapa warna benang yang kesana kemari menghiasi dinding dan saling berhubungan ikut memeriahkan dekorasi dari analisisnya tersebut.

"udah tau," balasnya singkat.

"ngeselin banget sih lo, kalo ga inget sepupuan udah gue usir dari sini!" gerutu Sana kesal kemudian meninggalkan Jeongyeon menuju kamarnya.

Mina yang sedang duduk ditempat tidur mereka--Sana dan Mina-- terlihat bingung. "kenapa muka lo begitu?" tanya Mina.

"itu si Jeongyeon makin hari makin ngeselin."

Kekehan dari Mina menggema, "kalo itu mah gue udah tau," ujarnya. "udah ah, dari pada lo ngegerutu gitu mending ikutan gue belajar masak. Buku resep dari Bambam belum gue praktekin nih," ajak Mina ke Sana.

Sana melirik jam dinding dihadapannya. Menunjukkan pukul 10 pagi. "tumben, lo ga ada kuliah?" tanyanya. Biasanya jurusan Farmasi akan memulai kuliah dipagi hari.

"hari ini kosong, dosen gue sakit. Udah ih buruan ikut kedapur." ajak Mina yang sudah diambang pintu kamarnya. Bertepatan dengan itu Nayeon yang sudah rapih dengan kemeja dan jeansnya berpapasan dengan Mina.

"udah mau kuliah?" tanya Mina. "kok Sana masih nyantai aja tuh."

Sana yang namanya disebut melihat ke arah luar dimana Nayeon sudah siap. "dih, praktikum kan jam 2, kok udah siap?" tanyanya menuju pintu kamar.

"hari ini Jinyoung udah bisa keluar rumah sakit, jadi gue mau jemput sekalian sama Mark. Lo ga dikasih tau?" tanya Nayeon.

Sana mencari ponsel disakunya. Apa mungkin ia melewatkan pesan dari Mark. Tapi, ternyata tidak. Mark tidak memberitahunya apapun.

Nagoya | GOTWICE (Comp.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang