29

1.7K 239 30
                                        

Previously on Nagoya..

"Jeong," panggil Akira.

"hm?"

"mau jadi kekasihku?"

"aku pikir paha kamu doang yang sakit, ternyata otak kamu juga," sarkas Jeongyeon.

"saya bisa mendonor untuk golongan darah A,"

"daebak, Kento Yamazaki.." ujar Sana merujuk pada reporter terkenal yang beberapa kali mereka tonton ditelevisi.

+++

"silahkan, bisa ikuti saya." ujar sang suster pada Kento Yamazaki. Ia mengangguk.

"Oh, nama saya Kento Yamazaki," ujar Kento membungkuk memperkenalkan diri dihadapan Mina, Sana, Jeongyeon, dan Nayeon.

"Oh, nama saya Kento Yamazaki," ujar Kento membungkuk memperkenalkan diri dihadapan Mina, Sana, Jeongyeon, dan Nayeon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"udah tau," jawab Jeongyeon. "lo ikutin itu suster aja. Btw, thanks udah mau bantu." lanjutnya. Tentu saja mereka semua tahu siapa Kento. Reporter terkenal dan digandrungi oleh wanita.

Kento mengangguk. "gue anter," ujar Sana berinisiatif. "sorry ya, temen gue emang gitu," lanjutnya berbisik pada Kento. Merujuk pada watak Jeongyeon yang kurang sopan tentunya.

Kento mengangguk dan berjalan mengikuti sang suster untuk pengecekan kesehatan sebelum mendonor ditemani oleh Sana.

"daebak," ujar Mina, "Momo beruntung ditolong reporter terkenal kaya Kento gitu,"

"siapa? Kento?" tanya Mark yang baru saja tiba dari ruangan pendonor. Ia juga ikut mendonorkan darahnya untuk para korban yang kekurangan darah.

Jeongyeon mengecek handphonenya dan mengacuhkan Mark.

"itu, reporter terkenal," ujar Nayeon menjawab pertanyaan Mark.

Mark duduk disamping Nayeon. "kepala lo udah baikan?" tanya Mark yang baru menyadari Nayeon juga korban dari kekejaman Maaya Sensei.

"jangan sok perhatian lo," cetus Nayeon.

"gue mau ke kantor polisi dulu. Ryota bilang hari ini mau introgasi semua yang terlibat, termasuk Bambam." jelas Jeongyeon.

"gue boleh ikut?" tanya Mina. Oh tentunya, ia ingin mengetahui motif sebenarnya yang membuat Bambam dapat berlaku sekejam itu.

+++

Bambam duduk diruang introgasi setelah operasi pengeluaran peluru dikedua tangannya. Bahkan kepolisian tidak memberi ampun untuknya yang baru saja selesai dioperasi. Wajahnya pucat. Disampingnya, ada ibunya atau kerap disapa Maaya sensei. Mereka berdua berdiam diri dan tidak saling berbicara.

Nagoya | GOTWICE (Comp.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang