28

1.5K 247 68
                                        

Previously on Nagoya..

Penjualan ovarium diduga terjadi di daerah Nagoya, tepatnya Chruch Center Nagoya.

"aish," ujar Jinyoung dengan cepat berlarian ke arah mobilnya, "putar arah!! Menuju Chruch Center Nagoya!" teriaknya keseluruh tim kepolisian.

Duar!

Jinyoung tertegun.

Darah miliknya mulai merembes. Oh, lucunya Bambam menembakkan peluru tepat dipundaknya sebelah kiri.

Mina membidik Bambam dengan pistol yang entah dari mana ia dapatkan, "aku memilih keadilan, bukan perasaan." ujar Mina.

Duar!

I'm sorry.

+++

Drap..drap..drap..

Bruk.

Sana mencoba mendobrak satu ruangan yang belum mereka hampiri.

Oh, mereka tertegun. Melihat Momo dengan pucat dan kaku terbaring di atas kasur tipis dengan darah berlumuran dibagian bawahnya.

Kaki Nayeon lemas dan ia hanya bisa terpaku diambang pintu. Bau busuk menyeruak membuat Sana menutupi hidung dan mulutnya dengan tangan, sekaligus tidak menyangka dengan apa yang matanya lihat.

Langkah kaki Jeongyeon terhenti ketika melihat kedua temannya terpaku diambang pintu. Ia baru saja selesai mengantar Jinyoung ke dalam ambulans. Sisa darah Jinyoung banyak menempel dikemeja yang ia gunakan.

Firasatnya buruk. Perlahan tapi pasti ia memberanikan dirinya untuk masuk.

"Momo-chan," panggilnya pelan. Ia takut menghadapi kenyataan pahit dihadapannya tersebut. Sana dan Nayeon mencoba mengikuti Jeongyeon dari belakang.

Jeongyeon bersimpuh dihadapan Momo sekarang. Air matanya terjatuh. Ia mencoba memegang kulit pucat Momo.

Sana membuang wajahnya seiringan dengan air matanya yang menetes. Ia menatap langit-langit ruangan tersebut yang digandrungi oleh sarang laba-laba.

Oh, sekarang Nayeon mulai meraung, "andwae, Momo-ah, ireona! *no, wake up Momo!*" ujar Nayeon yang juga ikut bersimpuh dihadapan Momo.

"daijoubu..desu.. *i'm..fine..*" bisik Momo dihelaan nafas terakhirnya. Kemudian badannya lemas kembali. Matanya masih tetap menutup.

Jeongyeon dan yang lainnya terkejut. Perlu beberapa detik bagi otak mereka untuk mencerna peristiwa dihadapan mereka tersebut.

Jeongyeon mencoba mendekati Momo kembali. Ia mencari denyut nadi di pergelangan tangan Momo. Tetapi ia tidak merasakan apapun. Ia kembali mencari denyut jantung Momo didaerah lehernya.

Wajahnya panik, "Momo masih hidup!" pekiknya.

Tangan Nayeon bergerak dengan cepat menuju leher Momo untuk memastikan juga. Wajah Sana berharap untuk keajaiban.

Nayeon mengangguk, air matanya kembali menetes. "panggil ambulans," titahnya sembari menangis.

Jeongyeon mencoba berdiri, "pastiin kalau Momo tetap bernafas," titah Jeongyeon ke Sana dan Nayeon. "sebentar ya, Mo. Tahan sebentar, kita bakalan kerumah sakit!" ujarnya.

Nagoya | GOTWICE (Comp.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang