Sebuah cerita dari daerah Nagoya, tentang kasus-kasus yang tidak terpecahkan. Dari kasus kecil mereka semua terseret kedalam kasus besar yang berkesinambungan. Bagaimana cara mereka keluar dari kasus tersebut?
Sana menutup mulutnya ketika melihat darah yang sudah mengering itu membuat rangkaian dari huruf huruf dan membentuk satu kata.
ヘミセルロース
"Hemicellulose." gumam Jackson.
"selamat pagi," ujar Akira didepan pintu apartment Jeongyeon dengan membungkuk 90 derajat. Kemudian ia menunjukkan lencana kepolisiannya.
"Akira, sebelum ini kita pernah bertemu ga sih?"
+++
"kamu dari mana aja sih? Lama banget," kesal Sana menunggu beberapa puluh menit dibandara Chubu Centrair Int.
"pesawat aku delay ternyata." balas Mark. Oh, beberapa waktu lalu Mark diangkat sebagai ahli material pesawat karena jurusan yang ia ambil adalah Teknik Dirgantara, masih satu fakultas dengan Teknik Mesin, Universitas Nagoya. Beberapa publikasinya tentang mesin pesawat mengantarkan karirnya ke jenjang yang cukup gemilang. Sampai pada akhirnya 3 bulan belakangan ia belajar kemiliteran di daerah Tokyo.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"makan dulu deh, aku laper nungguin kamu." gerutu Sana.
"siap, princess," balas Mark. "kamu kesini naik mobil? Emang bisa?" tanya Mark ragu ketika Sana menuntunnya menuju parkiran mobil.
"ngga, sama supir lah. Mana bisa aku nyetir." balas Sana.
"yee sewot banget sih, aku nanya baik-baik juga. Baru aja aku balik, udah sewot. Kalo tau, aku ga balik nih." balas Mark.
Pintu mobil Lexus RX terbuka dari dalam. "buruan," ujar Jeongyeon berteriak dari pintu driver disebelah kiri.
"pfftt, maksud kamu supir itu, Jeongyeon? Iya?" tawa Mark tertahan.
"ya menurut kamu aja, siapa lagi yang mau jadi supir aku selain kamu sama si idiot itu," balas Sana.
"sewot banget kamu setelah aku tinggal berapa bulan. Pasti ini karena kebanyakan main sama Jeongyeon." ujar Mark yang masih menarik kopernya.
"buruan deh, naikin kopernya. Gue masih banyak acara nih." gerutu Jeongyeon setelah Mark dan Sana sampai didekat mobilnya.
"biar gue yang nyetir aja, Jeong. Kasian banget lo disuruh-suruh." saran Mark.
"ya gitu kek dari tadi. Gue bisa duduk dengan tenang di belakang kalo gini." balas Jeongyeon berpindah ke bangku belakang.
"kita jenguk Jinyoung dulu ya?" saran Mark. "sebenernya apa yang terjadi sih? Beberapa bulan gue ga ada, banyak banget hal aneh. Belum lagi Nayeon." ujar Mark memasang seatbelt setelah mengatur bawaannya di bagasi mobil.
"makan dulu," titah Sana yang kelaparan.
"iya, makan dulu. Ini anak bacot dari tadi," balas Jeongyeon. "kalau masalah Jinyoung dan Nayeon, panjang ceritanya. Nanti kita cari tempat makan dulu biar gue jelasin." lanjut Jeongyeon.