Bagian 1- Feeling

16.1K 524 9
                                    

     " ketika perasaan mewakili semuanya, aku ingin bertanya apakah masih ada tempat di hati mu untuk ku"

  Ketika pertemuan dua insan manusia berbeda dunia apakah langit dan bumi akan menyetujuinya. Berawal dari rasa penasaran dan akhirnya cinta tumbuh diantara insan berbeda dunia, sungguh tak bisa disalahkan untuk saat ini tapi bisa kah mereka bersatu dengan keadaan yang tak menduga, sakit hati, cemburu, perselingkuhan, cinta harapan, klan, ataukah cinta dan keluarga yang harus dipilih. Takdir tidak bisa di salahkan maupun dibenci, tapi kitalah yang harus sanggup menerima takdir itu.  Rasa semakin memburu untuk memiliki satu sama lain entah akan menjadi nyata atau tidak biarkanlah Tuhan yang menentukannya.

*****

"dudududu". Asyik seseorang di sebuah cafe kecil di pinggiran kota. Cafe sederhana tapi banyak diminati orang-orang yang lalulalang singgah dicafe tersebut. "Hm, apa yang harus ku lakukan lagi yah?. Semua sudah beres ". Senyum cantik muncul diwajah gadis periang sedang membersihkan tempat ia bekerja. Gadis perawakan Inggris-Belgia,memakai kacamata minus dengan rambut dikuncir kuda baju seragam khas cafe, selesai beres-beres. Ia masuk kedalam, melihat buku daftar dan mengecek daftar makanan baru untuk hari ini.

"Irina, bisakah kau membantuku sebentar dibelakang". Teriak seseorang memintanya untuk membantu. Yap irina.  Nama gadis cantik itu, semua orang suka padanya. Ia segera membantu temannya yang mengalami kesulitan dengan cucian menumpuk didapur. 

"Apakah semalam tidak dibersihkan?". Tanyanya dengan wajah heran, bertanya mengapa tidak dicuci malam kemarin. Sanggah temannya, " bagaimana mau dicuci kemarin, pelanggan banyak yang datang kesini. Dan bukannya kau tau irina, kita pulang tengah malam. Jadi, otomatis semua pegawai disini kelelahan wajar saja tidak dibersihkan kemarin malam ". Oceh temannya sudah siap bertempur dengan cucian piring, gelas dan sebagainya yang kotor.  Irina ber-Oh ria saja tak ingin menanggapi terlalu panjang, karena ia tau kemarin sangatlah padat. 

Setelah membantu temanya, irina memperbaiki ikat rambut sedikit terlepas itu dan mengikatnya secara asal.  Irina gadis sederhana, tak suka akan kemewahan karena ia tau terlalu mewah membuat orang lupa diri akan siapa dirinya.  Irina terlahir dikeluarga konglomerat, dengan harta yang tak akan habis tapi itu duluh sejak pembantaian atas seseorang terhadap keluarga tercintanya, kenangan pahit dirasakan irina umur 10 tahun membuatnya hidup dipanti asuhan.  Ia tidak tau kenapa orang itu tega membunuh keluarganya, tapi ia tetap bersyukur bahwa tuhan masih menyayangi dirinya, hingga bebas dari pembantai itu. 

"Oke, irina kenapa kau melamun kembali?". Selidik temannya raut wajah penasaran terpampang jelas diwajah temannya. Irina menggelengkan kepala bertanda ia tidak melamun, untuk sesaat ini ia tidak ingin mengenang hal pahit yang terjadi pada masa lalu.  Temannya kembali bertanya, " oh yah, untuk hari ini kita membuat makanan apa lagi? ". Irina tersenyum sesaat mendengar pernyataan dari temannya.  Ia kembali memikirkan makanan baru hari ini, " entahlah, aku juga belum kepikiran untuk membuat makanan baru ". Lesu irina.  Sejak tadi ia murung,tapi karena menyangkut pekerjaan mau tidak mau dia terlibat juga.

Hari mulai siang, para pelanggan mulai berdatangan ke cafe mengisi perut yang keroncongan.  Para pegawai mulai sibuk melayani pelanggan yang tiada habisnya, irina bekerja di bagian menyajikan makanan,  dan mulai sibuk mengambil makanan yang dipesan pelanggan. Terlihat cafe sangat lah ramai, mereka tersenyum hangat dengan para pelanggan yang datang lalu pergi setelah mengisi perut mereka.  Setelah cafe mulai sepi sebagian dari mereka membersihkan cafe, ada bertugas mencuci piring, mengelap meja, mengatur makanan baru, menyapu dan sebagainya.  Tiba-tiba datang pelanggan baru,duduk dan mulai memesan makanan kali ini irina yang melayani pelanggan itu.  Ketika mereka bertatapan mata pria itu berubah kuning keemasan,irina terpaku sebentar lalu mengalihkan pandangan.  Ia bertanya," apakah ini saja, atau masih ada yang ingin dipesan? ". Pri itu menggelengkan kepalanya bertanda ia tidak memesan apapun selain itu.  Irina pergi untuk mengambil makanan yang dipesan pria itu.  Ia membawanya dan menaruh diatas meja, ia merasa risih tatkala pri itu memperhatikan dirinya. 

" Apakah ada sesuatu di wajah saya? ". Kata irina memasang raut wajah heran, pri itu menatap irina, mata pria itu membuat irina kembali kaget matanya yang kuning keemasan berubah cokelat.  Pri itu mulai berbicara, " tidak ada.  Tapi apakah kita pernah bertemu sebelumnya? ".  Irina kembali mengingat sesuatu, " ku rasa tidak ". Setelah memberi jawaban ia kembali kedapur. 

Irina kembali untuk mengambil tasnya,ia melihat pri itu sudah tidak ada.  Tidak ingin mengambil pusing, mengambil kotak bekal lalu makan siang bersama teman-teman, bercanda ria,  bisa membuat irina lebih rilex rasa rindu menjalar dihatinya, tapi ia harus kuat. Jam makan siang telah berakhir irina dan teman-temannya kembali bekerja seperti biasa. 

"Irina, apa kau sudah diterima perusahaan itu? ". Tanya temannya.  Irina menggelengkan kepalanya,  " tetaplah semangat irina, bisa jadi kau punya rezeki ditempat lain". Irina tersenyum dan berkata," semoga saja".

" Hei,bagaimana besok kita liburan? ". Semua tersenyum senang akan liburan, " betul aku setuju, tapi liburanya dimana?". Tanya salah satu dari mereka. 

" Bagaimana di kota Saurgeties, yang kudengar di kota kecil itu udaranya sejuk terus ada kebun dan sawah milik penduduk lokal setempat.  Cocok untuk kita kesana, hilangkan rasa jenuh akan keramaian kota New York ". Usul irina, semua menatap satu sama lain dan mempertimbangkan usulan irina. Dan mengangguk setuju. " oke kalo besok bagaimana? ". Yah, semua setuju untuk pergi besok ke Kota Sautgeties. 

   Hari mulai malam, kelap kelip lampu menghiasi Kota New York.  Kembali seperti biasa, mereka disibukan kedatangan para pelanggan yang singgah di cafe kecil dipinggir kota.  Irina dan teman-temannya sibuk melayani pelanggan, seperti biasa mereka membagi tugas kali ini irina tetap dibagian menyajikan makanan.  Tanpa disadari irina, seseorang memperhatikan ia dari jauh, orang itu mengenakan jubah hitam dan dua pengawal di bagian belakang semua orang tak menyadari akan kehadiran orang itu.  Irina yang merasa diperhatikan menoleh kedepan jalan, tapi ia tidak mendapat siapapun disana.

" Ternyata kau masih hidup Mate-ku". Senyum sinis terbit di wajahnya. Pergi didalam kegelapan malam.

Cafe sudah mulai sepi, tepat jam menunjukkan pukul 10 malam.  Bertanda meraka segera tutup cafe, sebagianya beres beres, dan semuanya beres irina dan lainnya pulang bersama-sama,mereka berpisah karena tidak satu jalur pulang.  Mau tidak mau irina pulang sendiri menuju rumahnya, telah sampai didepan pintu rumah irina merogoh tas untuk mengambil kunci, membuka pintu lalu masuk kedalam rumah.  Ia terduduk di sofa panjang berwarna putih,  bersandar dan memejamkan mata sebentar. Dengan malasnya ia menuju kamar mandi, membersihkan tubuh memakai baju kaos, menuju ranjang merah muda kesayangannya.

" Semoga besok dan seterusnya lebih baik dari sekarang, Tuhan". Irina berdoa, tatkala rasa lelah dan juga mengantuk melandanya, sayup sayup mata irina terpejam sempurna, menuju mimpi indah.





Hai, hai hai kawan kawanku. Inilah cerita alias revisi dari Always The Alpha, bagaimana bagus tidak.  Aku berfikir untuk merevisi ulang cerita ini biar lebih menarik dan asyik untuk di baca.  Jangan lupa yah di  komen cerita ini agar kalo ada kesalahan aku bisa memperbaiki nya.  So,  makasih yah udah mau baca cerita ku, bye bye bye sampai jumpa di hari kemudian.  😊😊😊🤗😍😘😚😙😗

Always The Alpha ( Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang