"Kau berubah".
IRINA
Pulang dari acara andra, tanpa sadar aku tertidur dan sekarang ada di tempat tidur . 'Ahg'. Hela nafas ku kasar, dengan malas beranjak dari tidur yang nyenyak ini.
"Kau sudah bangun, honey?". Suara tak asing itu, membuatku kaget otomatis ku berbalik melihat ke arah pintu. Daniel berdiri di ambang pintu dengan setelan jas hitam putih, ku mengerjapkan mata beberapa kali seaakan tak percaya dia menyapaku pagi ini. "Itu dia?"
Pikirku berusaha mencerna perkataannya "honey?". dia masuk dan duduk disamping ku. Aku bisa memcium wanginya,sungguh dia membuatku merasa terbang."Melamun apa". Tanya,seketika membuatku tersadar."dia bertanya padaku?,atau aku sedang mimpi". Pikirku lagi. Ku menampar pipiku sedikit keras membuatnya kaget atas tindakanku itu.
"Apa yang kau lakukan!". Marahnya menahan tanganku, aku cepat-cepat melepas genggamannya dari tanganku. Sedikit kulihat, dia tak senang dari tindakanku tapi sungguh aku masih trauma apa yang dia lakukan dulu.
"A-aku mau mandi". Dengan cepat aku menuju kamar mandi, menenangkan diri di beet up. Saat selesai mandi, ku lihat dia masih dikamar dan mengalihkan pandangannya kearahku. Saat dia melihatku intens, membuatku tak nyaman aku pergi ke meja rias dekat lemari, tak banyak yang kuubah hanya memakai pelembab,lip gloos, dan menyisir rambutku yang sedikit berantakan. Ku mengadah kekaca dapat ku lihat dia masih memperhatikanku.
"Ada apa?". Tanyaku, dia melihat keaarah ku. "Tidak, kau sangat cantik". Pujinya, aku hanya bisa menunduk saja dan berjalan duduk di pinggi kasur. Itu yang dapat ku lakukan, untuk menghilangkan rasa degupan di jantungku.
Dia sedikit menghela nafas kasar, duduk disampingku,melihatku secara dalam seperti tak mau kehilanganku, tapi ku tetap merunduk menghindar kontak mata secara langsung dengan dia walaupun ada senang dihati kecil namun sesuatu yang aneh mengganjil.
Daniel menatapku sekali lagi
"Turunlah makan, aku tunggu dibawah". Ucapnya pelan.Ku dongakkan kepalaku melihatnya keluar dari kamar dengan goyah " baiklah". Itu bisa ku keluarkan dari bibir yang mengatup lama, tidak lama cairan bening tertumpuk dibawah kelopak mataku turun tanpa diminta.
"Kau sudah berubah,makasih".
. . . . .
Kami makan dengan hening tanpa ada pembicaarn antara aku dan daniel, semua menatap kami heran. Sebab, kami biasanya makan terpisah tidak untuk hari ini makan berdua disatu meja makan dengan hidangan lejat seperti di restauran, sesekali aku menatapnya dia kelihatan menikmati hidangan itu.
Dia menyadari saat ku melihatnya " apa ada yang salah?". Dia bertanya hingga membuatku gelagapan.
"T-Tidak,hanya saja ehg...kenapa makannya banyak?".
Daniel mengerutkan keningnya,dia melihat makanan itu.
"Bukannya setiap hari begini!".
Saat jawaban yang dia berikan membuatku menyesali pertanyaan bodoh itu, ku gembungkan pipi untuk mencari alasana tepat supaya tak malu dihadapannya.
"Ehg..maksudku tak bisanya sebanyak ini". Oke kupikir alasan itu tepat.
"Mungkin karena kita makan terpisah. Jadi, saat makan bersama makanannya seperti banyak".
Shit..benar juga. Kali ini aku tidak bertannya sesuatu sebab pasti lagi-lagi dia membukam mulutku lagi.
Kami selesai makan, salah satu maid menawarkan hidangan menutup. "Luna apakah anda ingin ku bawakan makanan menutup?". Tanya kepadaku,aku menimbang sedikit tawaranya itu.
"Boleh, ada apa saja".
"Ada agar-agar cokelet dengan toping buah, banyak luna".
"Cokelat, salad buah adakan?". Tanya hati-hati.
"Salad busah?" Hm..ada".
Lanjutnya lagi "tunggu 5 menit luna". Dan dia pergi menuju dapur tapi tak sengaja raut wajah daniel berubah saat melihat maid itu. Dia mengekor hingga maid itu hilang dibalik dapur tersirat kecurigaan tapi ku tepis jauh-jauh.
"Kau suka salad buah?".
"I-iyah".
"Kenapa gugup?".
Saat pertanyaan itu terlontar susah payah mencerna perkataannya itu.
Yang ku lakukan hanya menggeleng kepala saja, maid itu datang ditangannya membawa puding dan salad buah.
"Ini luna". Dia menaruh makanannya, maid itu sekilas melihat daniel dengan tatap susah diartikan.
"Oh,makasih".
Lalu maid itu pergi, ku makan makanan ku, memori kengan lama menghinggap di otakku, memori dimana ibuku sering membuat puding cokelat dan salad buah sangat persis.
"Siapakah maid itu". Itu yang ku pikirkan.
Hai..bagaiman ceritaku satu ini. Sedikit gaje kan? Hhah..maklum dan sorry banget yah, terlambat publiknya. Oke makasih juga yah yg mau baca ceritaku. Salam dri kelas IXA . 😊😊😊😊😍😍😍🙌
KAMU SEDANG MEMBACA
Always The Alpha ( Revisi)
VârcolaciBagaimana jadinya seorang w erewolf membenci mate nya karena ia seorang manusia tapi ia juga mencintainya. Irina seorang gadis yang ramah juga pandai, harus bertematu dengan seorang werewolf yang sangat kejam dan sadis. Bagaimana mana takdir bis...