part 44

92 1 9
                                    

Setelah film tersebut habis. Mereka keluar dari studio bioskop dengan canggung.

"Emm, noona mau makan dimana? " tanya do berusaha tidak canggung. Sebab apa mereka bisa canggung? Pasti kalian tidak lupa dengan kejadian saat lia berbisik dan do mengancam jika lia berbisik lagi, mungkin mereka 9 Bulan lagi sudah menjadi ibu dan ayah.

"Apa saja.. Tapi.. Maku ingin jajangmyeon. " jawab lia. Tenang, kali ini dia tidak berbisik.

"Sepertinya agak susah, sekarang sudah jam 9 malam. " jawab do. Jika di korea, mencari jajangmyeon diatas jam 8 malam, pasti akan susah.

"Emm, antar aku pulang, mari kita buat ramyeon. " ajak lia yang disetujui oleh do.

Mungkin lia ingin makan makanan yang berbahan mie.

"Noona... " panggil do memecah keheningan dalam mobil. "Wae? (Kenapa) " tanya lia sambil menolehkan wajah bulatnya pada do.

"Aku... Maaf kan aku... Tadi aku hanya takut terjadi hal yang ku inginkan, eh maksudku hal yang... Ahh, lupakan. " kata do gugup. Sangat jelas jika dia gugup.

"E-eh, gwenchana (tidak apa-apa). Lupakan saja. " kata lia menjadi mengingat kembali.

"Ini sudah sampai. Ayo turun. " ajak do dan lia pun menurut.

Drrt... Drrtt...

Tiba-tiba hp do bergetar.

"Ada apa? " tanya luansetelah turun bersama do dari mobil. "Sepertinya ada pesan masuk. " jawab do sambil membuka hpnya.

'Aku tau kau sedang bersama perempuan itu. Jangan dekati dia lagi! Hanya aku yang bisa memiliki mu sayang.... Saranghae kyungsoo oppa...

Dari masa depanmu. '

Do mempunyai firasat buruk. Orang yang mengiriminya pesan pasti seorang sasaeng (fans fanatik).

"Do-ya... Eottohke (bagaimana)?"tanya lia bingung dan memelas.

"Gwenchana (baik-baik saja). Sudah. Ayo masuk, jangan pikirkan. " jawab do sembari mencium kening lia.

Akhirnya mereka masuk ke dalam rumahnya.

"Lia? Sudah pulang? " tanya nindi sambil memainkan hpnya.

"Wahh, ada do. " lanjut nindi yang menyadari do juga datang.

"Annyeong. " sapa do ramah. "Annyeong. Kata lia kalian pulang malam? Kenapa jam segini sudah pulang? " tanya nindi bingung.

"Aku ingin memasak ramyeon. " jawab lia sambil melangkah ke dapur.
"Lia kenapa? " tanya nindi bingung melihat tingkah lia yang seperti sedang badmood.

"Sasaeng... " jawab do. "Aishh, kurasa mereka gila. Ya sudah, hampiri dia! " suruh nindi dan do pun melangkahkan kakinya ke dapur.

"Noona... " panggil do lirih saat melihat lia menangis. "Noona, gwenchana? " tanya do sambil menghampiri lia yang mengusap air matanya.

"Ah, ne. Aku hanya kelilipan. " jawab lia berbohong dengan suaranya.

"Jangan menangis. " kata do menenangkan lia. "Do-ya.. Bagaimana bisa? Aku membutuhkanmu... Aku membutuhkanmu. " kata lia mulai menumpahkan air matanya.

"Aku selalu ada disini. Disamping mu. " kata do sambil memeluk lia yang terisak.

"Aku tidak mau semuanya hancur do-ya... Aku tidak mau kau hancur karena ku. " kata lia masih terisak dipelukkan do.

"Anni. Saranghae... Tidak akan ada yang hancur. " ucap do menenangkan lia.

"Aku membutuhkanmu do-ya. " ucap lia masih terisak.

MY BIAS,MY LOVE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang