Pagi telah mengetuk hari
Tanda sudah saatnya bangkit
Saat semua siap melangkah kaki
Si pelasuh itu masih terbenam dalam mimpiSeseorang mencoba membangunkannya
Tak mudah, ia begitu terlelap
Satu, dua, tiga orang telah maju dihadapannya
Si pelasuh masih jauh menemui alam sadarOrang keempat mencoba peruntungannya
Ternyata kali ini semudah bersiul
Si pelasuh terkantuk namun bangkit
Setidaknya ia telah meninggalkan alam mimpinyaKini giliran orang kelima maju selangkah
Mengajak si pelasuh tuk mewawas diri
Pantaskah tua bengkok bermalas-malas
Berpuluh kalimat keluar mencecar si pelasuhSeperti biasa, si pelasuh tak berseru, tak pula mengelak
Tatapannya tajam namun mengaku salah
Kali ini ia bahkan sampai tertunduk
Memang sungguh tajam mulut si orang kelimaNamun sungguh bila tak demikian tajamnya berujar
Entah bagaimana membuat si pelasuh tak bergeming
Sungguh ini semua terjadi karena keterpaksaan
Demi mengetuk isi hati dan kepala si pelasuh-E.K-
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidupk(a)u [Part I]
PoetryHidupk(a)u mengisahkan perjalanan seorang gadis berusia sembilan belas tahun untuk menemukan arti hidup yang sebenarnya. Usia sembilan belas tahun benar-benar menyadarkannya bahwa dunia masa kecilnya sudah hilang dari kehidupannya. Kelenaannya akan...