Tuhan, aku ingin bercerita
Tentang indahnya masa kecil di permukaan
Menggelayut indah di setiap sendi pikiranku
Melambai-lambai tuk ingin dibalas lambaian lembutIndahnya menatap memori masa kecil
Bagai menonton film di layar perak
Suaranya menggelegar di setiap bulu tubuhku
Menggetarkan saraf-saraf sekujur badanTuhan, aku ingin bercerita
Memori itu perlahan kian memudar
Layaknya kamera tanpa penerangan yang cukup
Aku tak lagi dapat menikmati indahnya pertunjukan ituMemori baru menginjak-injak kenanganku
Hal-hal yang tak seindah masa kecilku
Menjatuhkan tetes demi tetes air mataku
Yang sudah kujaga sekian lama untuk momen yang lainTuhan, kuharap kau melihat memoriku sekarang
Menyedihkan, aku tak sanggup melihatnya
Derai tangis membasahi tiap sel otakku
Tak henti-hentinya berupaya membanjiri semua kenangan indahTuhan, ceritaku pada-Mu
Tak perlu lebih dari ini
Aku yakin, dan aku benar-benar tahu
Kau lebih tahu banyak dari yang kutahuMungkin memori indah itu perlahan harus memudar
Dihinggapi memori baru yang menggantikan tempatnya
Aku hanya ingin tanya, Tuhan
Apakah dugaanku ini benar?Tuhan, semua pertanyaan punya jawaban
Dan kuyakin Kau tahu maksudku
Tak ada pertanyaanku yang tanpa alasan
Aku butuh jawaban, Tuhan-E.K-
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidupk(a)u [Part I]
PoetryHidupk(a)u mengisahkan perjalanan seorang gadis berusia sembilan belas tahun untuk menemukan arti hidup yang sebenarnya. Usia sembilan belas tahun benar-benar menyadarkannya bahwa dunia masa kecilnya sudah hilang dari kehidupannya. Kelenaannya akan...