Embun kembali datang pagi ini.
Seperti biasa, untuk segera pergi lagi.
Jalan mulus di antara dedaunan seolah jadi potret keseharian perjalanannya.
Sayangnya tak demikian pagi ini.
Ia terjebak di pucuk daun terbawah.
Tanah menganga menantinya kian kunjung kehausan.
Embun yang pacak akan rintangan kini tak berdaya.
Hanya satu cara tersisa, melobi ranting tuk mendukungnya pagi ini.-E.K-
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidupk(a)u [Part I]
ПоэзияHidupk(a)u mengisahkan perjalanan seorang gadis berusia sembilan belas tahun untuk menemukan arti hidup yang sebenarnya. Usia sembilan belas tahun benar-benar menyadarkannya bahwa dunia masa kecilnya sudah hilang dari kehidupannya. Kelenaannya akan...