SECANGKIR KOPI TENGAH MALAM

13 0 0
                                    

Perempuan berbicara soal kopi, mungkin tak banyak yang percaya. Apalagi laki-laki yang mengaku ahli kopi di selasar bambu sana. Kalau ditertawakan, dia merasa konyol. Otaknya tak mampu menerima bahwa yang kukatakan benar.

Aku tidak mimpi di siang bolong. Karena ini bukan siang hari, dan tidak ada yang bolong. Aku hanya sampaikan, pintarlah sedikit. Tapi dia menggerutu seakan ingin menggigitku.

Aku hanya bilang, “Minum kopi saat sudah ngantuk gak ada gunanya, memang kopi gak butuh waktu bereaksi?” Dia malah bilang, “Mulut mulut saya, yang minum juga saya, ya terserah saya!” Kalau sudah begini, ia seolah mengisyaratkan diriku mengunci mulut rapat-rapat.

Dia menikmati secangkir kopi di tengah malam. Tak sampai sepuluh menit pun sudah jatuh tersungkur ke alam mimpi. Sampai bangun pagi hari, masih saja ingin mendebat perempuan pengaduk kopinya.

-E.K-

Hidupk(a)u [Part I]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang