Chapter 3

6.7K 355 13
                                    

Dara masih sangat terkejut dengan apa yang ayahnya katakan. Bagaimana bisa dia akan menikah dengan orang sudah memiliki istri. Apa yang akan orang lain anggap tentang dirinya? Dia sama sekali tidak habis pikir dengan semua ini. Dia sudah yakin dengan keputusannya untuk menikahi anak rekan kerja ayahnya hanya demi membuat ayahnya bangga. Tetapi dia sama sekali tidak menyangka semuanya akan serumit ini. Meskipun ini hanya pernikahan paksa, tetapi dia masih ingin menjadi yang pertama dan dia sama sekali tidak ingin membagi apa yang harusnya menjadi miliknya, termasuk suami.

Dara masih dalam lamunannya, ketika dering ponsel berbunyi dan ayahnya segera menjawab telepon tersebut.

"Ah nde, baiklah tuan, saya dengan senang hati akan menerima kedatangan anda." Kata ayahnya dengan menatap Dara, sementara Dara hanya diam terpaku menebak apa yang sedang ayahnya dan orang di seberang telpon itu katakan. Karena dia yakin orang yang menelepon tersebut adalah tuan Kwon.

"Dara, keluarga tuan Kwon akan datang besok untuk makan malam dan memperkenalkan anaknya kepadamu". Kata ayahnya tidak menatap mata Dara.

"Appa, aku mohon jelaskan semuanya padaku." Kata Dara menahan marah.

"Apa yang harus appa jelaskan padamu Dara? Kamu sudah tahu semuanya kan kalau ini semua demi perusahaan? Dan kamu sendiri juga sudah menyetujuinya." Kata ayahnya kini dengan menatap Dara.

"Hah." Kata Dara dengan membuat tertawa palsu.

"Sebenarnya appa mempunyai maksud apa? Kenapa appa tega membuatku menjadi istri kedua darinya?" Tanya Dara dengan membentak ayahnya karena sudah tidak mampu menahan marahnya lagi.

"Appa tidak memiliki pilihan lain nak. Sudahlah lambat laun kau akan tahu semuanya." Kata ayahnya.

Dara hanya diam membisu karena dia sudah tidak mampu untuk berdebat dengan ayahnya. Dia sangat lemah untuk melawan ayahnya. Dia hanya kaget dengan semua ini. Kenapa dia mau menerima perjodohan ini meskipun dia sudah memiliki istri. Hell, apakah dia tidak sadar telah menyakiti istrinya? Dia sangat yakin bahwa di dunia ini pasti tidak ada istri yang akan senang jika dimadu oleh suaminya. What the hell is this?

"Hanya siapkan dirimu, besok pukul 7 malam keluarga tuan Kwon akan kesini, jadi aku harap kamu sudah rapi pada saat itu." Kata ayahnya dan berlalu pergi ke kamarnya.

Dara masih duduk terdiam dengan pikiran melambung entah kemana, dia hanya ingin meneteskan air mata tetapi air mata itu tidak kunjung keluar dan dia ingin teriak dengan sangat keras tetapi tidak ada suara yang bisa ia keluarkan. Dia ingin semuanya kembali seperti awal saat keluarganya utuh dengan ayah dan ibunya dan bibi Ma yang selalu siap kapanpun mereka membutuhkannya.

"Nona, jika nona membutuhkan saya, saya akan dengan senang hati membantu nona." Kata bibi Ma yang langsung memeluknya.

"Bibi Ma, aku tidak tahu harus berbuat apa." Kata Dara yang kini mulai meneteskan air mata.

"Nona, saya tahu bahwa nona akan melakukan semuanya demi tuan, tapi percayalah nona, tuan juga melakukan semua ini demi nona dan keluarga nona." Kata bibi Ma masih dengan mengelus kepala Dara.

"Aku hanya tidak mampu untuk menghadapinya bi, dia sudah beristri. Aku takut dengan semua tanggapan orang lain. Aku pasti akan menjadi perusak rumah tangga orang dan segala perkataan jelek tentang hal itu. Aku perempuan bi, jadi aku bisa merasakan rasanya sakit karena berbagi orang yang kita cintai. Aku hanya tidak ingin membuat semua orang sakit hati bi, aku tidak mau menjadi perusak rumah tangga mereka." Kata Dara dengan menangis.

"Nona, apakah nona tahu mengapa mereka masih mau menikahkan anaknya dengan nona bahkan ketika mereka sudah memiliki menantu?" Tanya bibi Ma.

"Tidak bi." Jawab Dara dengan pelan.

SECOND WIFE - COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang