Chapter 15

6K 338 71
                                    

"Kau harus ganti baju Dara, jika tidak kau akan demam." Kata Jiyong.

Dara hanya diam dan masih memegang lengan Jiyong. Kepalanya sangat pusing dan udara terasa sangat dingin sekarang. Tubuhnya juga terasa sangat lelah dan itu yang membuatnya berat untuk berdiri. Bahkan Dara tidak sadar jika sedari tadi dia masih memegang lengan Jiyong. Mengetahui Dara yang hanya diam, Jiyong menunduk dan menyamakan tingginya dengan Dara yang saat itu masih duduk di sofa. Wanita itu menutup matanya dan seperti menahan rasa sakit. Jiyong menjadi khawatir dan menempelkan punggung tangannya di kening Dara. Dia kaget karena suhu badan gadis itu sangat tinggi. Dara demam.

"Dara, kau demam. Kenapa kau tidak memberi tahu ku kalau kau sakit sebelumnya." Kata Jiyong panik.

"Aku tidak apa Jiyong, hanya sedikit pusing." Jawab Dara parau.

Jiyong kemudian menggendong Dara dan memindahkannya ke tempat tidur. Dara hanya menurut dan memeluk Jiyong karena dia tahu dengan itu dia bisa sedikit mendapatkan kehangatan. Dara juga menggigil kedinginan. Terasa aneh, karena hari ini hanya hujan biasa, bukan hujan salju, tetapi giginya bahkan sampai menggelutuk.

Jiyong kemudian membuka tas baju Dara dan mengambil beberapa helai baju hangat untuknya. Dia kembali ke ranjang dan sedikit membangunkan tubuh Dara yang sudah meringkuk di sana.

"Jiyong, apa yang akan kau lakukan?" Tanya Dara kemudian membuka mata ketika dia merasakan tangan Jiyong akan membuka bajunya.

"Ganti bajumu, kau akan kedinginan dan semakin demam jika tidak ganti." Kata Jiyong.

Dara kemudian memaksakan diri untuk bangun dan berdiri sambil membawa helaian bajunya untuk ganti baju di kamar mandi.

"Ganti di sini saja, aku yang akan keluar." Kata Jiyong menghentikan Dara dan menyuruhnya duduk kembali di ranjang.

Setelah itu Jiyong keluar kamar dan menutup pintu itu. Dia beralih ke ruang tv dan sejenak merenung. Dia sangat khawatir dengan Dara, kenapa? Bahkan dia hanya demam, bukan suatu penyakit yang berat. Tetapi kenapa dia sangat cemas begitu? Kemudian tangannya meraih ponsel di saku jaketnya.

"Nde, aku sudah sampai baru saja. Ah Jinah aku ingin bertanya sesuatu padamu." Kata Jiyong.

"Ada apa Jiyong?" Tanya Jinah dari balik telepon.

"Dara sedang sakit, suhu badannya sangat tinggi. Aku rasa dia demam karena tadi dia sedikit kehujanan. Aku akan membelikannya obat karena aku tidak membawa persiapan apapun kemari, sebelum aku pergi seharusnya ada sesuatu yang harus dia minum dulu, Jinah apa? Apa yang harus aku buat agar dia tidak kedinginan?" Tanya Jiyong panjang lebar pada Jinah.

"Emm.. Jiyong, kau harus tenang. Dara akan baik – baik saja. Kau bisa buatkan dia teh hangat. Jika ada teh hijau mungkin akan lebih baik." Kata Jinah.

"Teh? Bagaimana caranya membuat teh?" Tanya Jiyong gelagapan.

"Jiyong, coba kau lihat di sekeliling ruang tv. Seharusnya mereka menyediakan teko dan bermacam teh atau kopi di sana." Kata Jinah.

"Nde, aku menemukannya." Kata Jiyong.

"Isi teko itu dengan air, kemudian masak airnya. Sambil menunggu mendidih, siapkan teh nya dalam cangkir. Setelah air sudah mendidih, tuang dalam cangkir tersebut dan kau bisa segera memberikannya pada Dara." Kata Jinah.

"Oke Jinah, terima kasih banyak." Kata Jiyong kemudian menutup sambungannya.

Dia segera melakukan apa yang diinstruksikan Jinah barusan. Tangannya bahkan sedikit bergetar dan keringat dingin mulai muncul di keningnya.

SECOND WIFE - COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang