"Tidak Dara, kau tidak bisa begini. Aku tidak akan menjauhimu." Kata Jiyong kemudian kembali memeluk Dara dengan paksa.
Dara memberontak dan mencoba melepaskan pelukan itu. Dengan dorongan yang sangat kuat akhirnya dia bisa melepas pelukan Jiyong dan mengusap air matanya.
"Pergi Jiyong, pergilah. Kau tidak bisa bersamaku. Kau akan sial." Kata Dara.
"Aku tidak peduli Dara, aku tidak peduli aku akan sial atau apapun. Aku tidak mau." Kata Jiyong dengan keras.
"Pergi Jiyong Pergii!!" Teriak Dara.
"Hsst, sudah cukup nak. Jiyong tolong pahami Dara. Mungkin untuk sekarang dia masih terpukul. Lebih baik kau pergi dulu. Aku yakin jika dia sudah stabil dan bisa menerima keadaan dia akan bisa menerima mu lagi." Kata halmeoni.
"Tidak halmeoni, aku tidak bisa." Kata Jiyong.
"Untuk sekarang, lebih baik kau pulang ke rumah halmeoni dulu. Aku yakin Dara akan kembali seperti semula. Dia hanya masih tertekan dengan kematian Jinah." Kata halmeoni.
"Aku tidak bisa melepasnya halmeoni." Kata Jiyong dengan lirih.
"Dia tidak akan melepasmu, aku yakin itu." Kata halmeoni dengan senyum mengelus pundak Jiyong.
Kemudian Jiyong mengangguk dan sekilas menoleh pada Dara yang tidak mau menatap wajahnya. Perasaannya hancur saat itu, dia bahkan tidak menyalahkan Dara atas semua yang terjadi pada Jinah. Semuanya sudah menjadi takdir, bahkan yang lebih pantas disalahkan adalah dirinya sendiri. Dara bukanlah tersangka, justru dia adalah korban yang sesungguhnya.
Jiyong membawa perasaan hancurnya itu keluar, dia berjalan dengan sangat pelan tanpa tenaga menuju mobilnya dan melajukannya menuju rumah halmeoni. Sepertinya dia butuh menenangkan diri juga dan memikirkan cara agar Dara tidak lagi menyalahkan dirinya sendiri dan kembali menerimanya.
Halmeoni kemudian menghampiri Dara dan memeluknya dengan sayang. Dia sangat merindukan cucunya ini untuk bangun, dan sebuah kebahagiaan yang tidak bisa dia ukur sekarang karena dia bisa melihat cucunya bangun kembali.
"Sayang, halmeoni sangat merindukanmu." Kata helmeoni.
"Memangnya berapa lama aku tidur halmeoni?" Tanya Dara pelan.
"Hampir 36 jam kau tertidur sayang, semuanya sangat khawatir padamu." Jawab halmeoni.
"Dimana appa, halmeoni?" Tanya Dara.
"Sepertinya appa mu sedang menjemput bibi Ma, tadi dia berencana untuk itu sebelum membawa ku kesini." Jawab halmeoni.
"Nak, halmeoni meminta maaf padamu. Karena aku tidak bisa menjagamu dengan baik sehingga kau diculik." Kata halmeoni dengan bergetar.
"Tidak perlu meminta maaf halmeoni, aku sudah sehat sekarang. Dan aku juga sudah kembali pada halmeoni." Kata Dara.
"Halmeoni tetap saja sangat cemas kepadamu." Kata halmeoni lagi.
Dara hanya tersenyum sekilas dan kembali mengeratkan pelukan neneknya. Sejujurnya dia sangat merindukan Jiyong dan sangat senang ketika dia adalah orang pertama yang dia lihat saat membuka matanya. Dan sejujurnya, Jiyong lah yang menariknya untuk bangun ketika dia sedang berada dalam mimpi indahnya beberapa waktu yang lalu. Di sana, dia melihat appa dan omma nya sedang membawanya ke sebuah padang rumput yang sangat hijau dengan berbagai bunga yang indah bermekaran. Dara sangat bahagia karena dia kembali melihat wajah omma yang sangat dia rindukan. Maka dia tidak ingin pergi dari itu, dan dia tidak ingin bangun karena dia merasakan sebuah kebahagiaan yang sudah lama dia dambakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECOND WIFE - COMPLETED
Fanfic"Sebenarnya appa mempunyai maksud apa? tega sekali appa membuatku menjadi istri kedua darinya?" ada beberapa chapter untuk After Story, dan diprivate