Mendengar beberapa suara tembakan, tuan Park dengan para polisi segera menyerbu masuk dan mencari keberadaan mereka. Dalam hati tuan Park sangat khawatir dengan semua ini. Siapakah yang kena tembakan? Apakah Dara? Ataukah Jiyong? Dia tidak akan memaafkan siapapun jika orang itu membuat Dara terluka, dan tentu saja dengan calon cucunya.
Tuan Park bisa menemukan ruangan itu kemudian, di sana dia melihat keadaan yang sangat kacau. Jantungnya bahkan hampir tidak bisa berhenti bergetar kencang ketika melihat Dara tergeletak di lantai. Dara sudah hampir digendong Donghae ketika dirinya menghampiri pria itu dan mengambil Dara kemudian membawanya ke mobil ambulans yang sudah ada di luar.
Jiyong tidak menyadari adanya tuan Park yang sudah membawa Dara pergi. Matanya masih tertuju pada istri pertamanya yang sedang jatuh di depannya dengan bagian perut yang masih terus menerus mengeluarkan darah. Pikirannya kosong dan matanya masih terus menatap Jinah dengan pilu. Wanita itu menyelamatkannya, wanita ini rela terluka untuk menghalau peluru Haejin yang akan mengenai tubuhnya, dan sebagai gantinya dia lah yang menerima luka tembak di bagian perutnya.
"Jinah...." Kata Jiyong dengan sangat lirih dan matanya masih terus mengurai air mata.
Dia segera mengambil tubuh Jinah dan memeluknya dengan sangat erat. Dia tidak menyangka akan membuat istrinya terluka, hanya untuk menyelematkannya.
"Jiyong.... jangan menangis. Aku tidak apa – apa." Kata Jinah dengan tersendat dan memaksa senyum diantara kesakitannya.
"Tuan, dia harus segera dibawa ke rumah sakit, lukanya sangat parah." Kata salah seorang polisi pada Jiyong.
Menyadari itu, Jiyong segera membopong Jinah keluar dan masuk ke dalam ambulans menuju rumah sakit terdekat untuk menangani lukanya.
Donghae masih berada dalam ruangan itu, dia menunduk dan berusaha mencermati apa yang sedang terjadi. Bayangan peluru yang dikeluarkan Haejin dan yang dia tembakkan sendiri masih nyata di otaknya. Dia bisa melihat bagaimana Dara ditodong dengan pistol Haejin. Dia dan Jiyong bersiap akan menyergap Haejin ketika dia lengah tetapi hal itu membuat Haejin panik dan melepaskan pelurunya ke arah Jiyong yang sedang berusaha mendekatinya. Tetapi Jinah tiba – tiba datang dan memeluk Jiyong sehingga peluru itu tepat mengenai punggung dan perutnya. Dia yang menyadari itu segera menembakkan pelurunya ke arah Haejin. Dengan akurat dia berhasil menembak di tangan dan kakinya. Sehingga kini penjahat itu tidak bisa bergerak sama sekali.
Donghae terbangun dalam lamunannya dan tatapan matanya tertuju pada Haejin yang tergeletak tidak jauh dari tempatnya. Dia segera berdiri dan menghampiri orang itu dengan benci. Tidak segan dia layangkan segala pukulan dan tinjunya pada wajah dan dada Haejin. Dia melampiaskan segala kemarahan dan kecemasannya pada Dara saat itu juga. Dia tidak akan segan membunuh Haejin jika perlu saat itu.
"Kau sangat bodoh brengsek. Rasakan ini, ini semua untuk apa yang sudah kau lakukan pada Dara!" Teriak Donghae sebelum menjotos perut Haejin lagi.
Haejin hanya menerima semuanya karena dia sudah tidak bisa bergerak lagi. Dia sudah banyak kehabisan darah. Dan dia sudah hampir mati jika para polisi itu tidak segera memisahkan Donghae dan memberhentikan aksinya. Donghae sempat berontak tetapi akhirnya dia memilih pergi ke rumah sakit Dara. Sementara para polisi itu segera mengangkat tubuh Haejin dan memasukkannya pada mobil tahanan.
Jennie berusaha melarikan diri ketika melihat Haejin melepaskan pelatuknya. Dia sangat yakin peperangan ini akan membawa banyak polisi, sehingga dia harus menyelamatkan diri karena dia sendiri tidak ingin masuk penjara. Dia sangat ketakutan dan memilih pergi ke arah pintu rahasia yang dia yakini akan sangat aman. Tetapi ketika dia membuka pintu itu, dia sudah dihadang para polisi dan mereka segera menangkapnya pula.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECOND WIFE - COMPLETED
Fanfiction"Sebenarnya appa mempunyai maksud apa? tega sekali appa membuatku menjadi istri kedua darinya?" ada beberapa chapter untuk After Story, dan diprivate