Jiyong menatap Dara sekilas. Kemudian dia kembali menunduk dan menyembunyikan wajahnya dengan kedua telapak tangan. Sementara Dara berjalan mendekat dan mengusap pundak Jiyong dengan lembut.
"Apa kau akan menceritakannya kepadaku?" Tanya Dara kini duduk di sampingnya.
Jiyong menghela napas berat sebentar kemudian membuka telapak tangannya dan menatap Dara.
"Aku sudah mencari tahu kemana aliran dana yang dipakai oleh paman Kim, Dara. Dan dia memakai uang itu untuk keluarganya. Aku sangat tidak habis pikir dia akan melakukan itu. Paman Kim bahkan masih relasi dengan keluargaku, dia adalah saudara dari appa. Aku tidak menyangka dia akan menipu keluarga ku. Bahkan kami sudah mempercayakan seluruh aset kantor cabang di bawah kepemimpinannya." Kata Jiyong.
"Apakah dia hanya memakai uang untuk keperluan pribadinya saja?" Tanya Dara.
"Ya, dia hanya menggunakannya untuk kepentingannya sendiri. Dia juga menggunakan uang itu untuk jalan – jalan ke Eropa dengan keluarganya. Sangat memalukan." Kata Jiyong.
"Lalu dengan penyelundupan narkoba?" Tanya Dara lagi.
"Aku belum tahu masalah itu, itu masih menjadi bahan penyelidikan polisi. Tetapi aku yakin itu juga merupakan salah satu usaha untuk mendapatkan uang lebih baginya." Kata Jiyong.
"Jiyong, semuanya akan kembali normal. Polisi akan menangani ini dan memberikan hukuman yang sesuai untuk tuan Kim." Kata Dara.
Jiyong hanya mengangguk dan mendengar apa yang Dara katakan. Dia kembali menunduk dan masih memikirkan apa yang dikatakan ayahnya ketika telepon tadi. Dia masih tidak rela jika semuanya akan hancur dalam sekejap, semua ini bahkan membutuhkan jerih payah berpuluh tahun untuk membuat Kwon inc menjadi sukses. Dan dia tidak akan membiarkan hal seperti ini akan menghancurkannya.
"Jiyong, apa ada masalah lain?" Tanya Dara ketika melihat Jiyong masih bingung.
"Tadi appa menelepon dan berkata bahwa beberapa pemegang saham mengancam akan mencabut sahamnya ketika masalah ini tidak bisa memberikan solusi. Tidak mungkin semuanya akan hancur dengan sangat mudah seperti ini Dara." Kata Jiyong.
"Jiyong, apakah kau sudah memberi tahu appa tentang perkembangan penyelidikan polisi? Yakinkan mereka untuk menunggu hasil penyelidikan dulu, appa pasti masih bisa membujuk mereka." Kata Dara.
"Aku sudah memberi tahu appa, dan dia masih dalam upaya negoisasi. Dara, aku tidak bisa membayangkan jika semuanya akan hancur. Aku tidak bisa menerimanya." Kata Jiyong.
"Tenanglah, semuanya akan baik – baik saja. Terus berikan yang terbaik yang kau bisa Jiyong. Aku sangat percaya padamu kau akan mampu menyelesaikannya." Kata Dara.
Jiyong kini menatap Dara dengan seksama. Dia mencoba memasukkan semua yang Dara katakan ke otaknya dan berharap semuanya akan berjalan dengan baik seperti yang Dara katakan baru saja. Itu sedikit menenangkan hatinya dan mencoba membuat pikirannya menjadi lebih tenang juga. Dia sangat beruntung ada Dara di sini.
"Kau jangan menyerah, semuanya pasti ada jalan keluarnya dan kau tahu, aku selalu akan membantumu." Kata Dara.
Jiyong mengangkat tangannya dan mengelus kepala Dara. Dia sangat beruntung bisa bertemu dengan Dara sebelumnya. Dan dia lebih merasa beruntung lagi karena dia membawa istrinya itu kemari, setidaknya Dara bisa membuatnya lebih tenang dan terus berpikir positif. Tangannya beralih menyentuh pipi Dara. Hatinya kembali bergetar dengan cepat. Dia sangat menyukai untuk berada dekat dengan Dara dan terus mendengar suaranya. Untuk saat ini dia hanya membutuhkan Dara untuk berada di sampingnya. Dalam keadaan sedih yang dia sedang alami. Dia tidak tahu apakah perasaannya akan sama jika misalkan bukan Dara yang mendampinginya hari ini. Bahkan jika itu Jinah, dia tidak bisa memastikan apakah perasaannya akan sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECOND WIFE - COMPLETED
Fanfiction"Sebenarnya appa mempunyai maksud apa? tega sekali appa membuatku menjadi istri kedua darinya?" ada beberapa chapter untuk After Story, dan diprivate