Pagi menyongsong dengan udara hangat. Cerahnya hari seharusnya menyambut siapapun untuk kembali ceria. Tetapi tidak berarti untuk Dara, dia masih dalam keadaan yang buruk dengan mata yang terlalu bengkak bahkan hanya untuk melihat tanpa menyipit. Semalam dia menangis tanpa suara. Dia sengaja menyembunyikan tangisannya dari ayahnya dan bibi Ma. Dia tidak ingin membuat anggota keluarganya khawatir dan akan mempengaruhi keputusannya untuk meninggalkan Donghae.
Perkataan Donghae masih terngiang jelas dalam kepalanya. Masih teringat dengan pasti bagaimana pengakuan lelaki itu padanya dan bahwa dia tidak akan menyerah untuk mendapatkannya kembali.
"Kenapa Donghae? Kenapa kamu membuat pengakuan dengan sangat terlambat? Seharusnya kamu membuat pengakuan itu sejak dulu, bahkan selama ini aku selalu berharap kamu peka dan tahu perasaanku." Kata Dara masih tiduran dalam kamarnya.
Dia kembali melewatkan sarapan bersama dengan ayahnya pagi ini. Karena dia masih terlelap dalam tidurnya ketika bibi Ma membangunkannya. Dan bibi Ma pasti tidak akan tega membangunkannya hanya untuk mengganggu istirahatnya.
"Nona sudah bangun?" Tanya bibi Ma ketika memasuki kamarnya lagi.
"Baru saja bi, apa bibi sudah lama berusaha membangunkanku?" Tanya Dara balik.
"Tenang saja nona, aku sama sekali tidak keberatan akan itu." Kata bibi Ma sambil duduk di sisi ranjang Dara.
"Apakah appa memakan sarapannya dengan baik tadi?" Tanya Dara sambil duduk di samping bibi Ma.
"Tuan makan dengan lahap nona, anda tidak perlu khawatir." Kata bibi Ma dengan senyum.
"Baiklah, aku akan bersiap dan makan, sepertinya masakan bibi Ma sudah mulai membuatku lapar." Kata Dara mulai bersiap untuk bangun.
"Nona, apa saya boleh bertanya satu hal?" Tanya bibi Ma.
"Tentu saja bibi." Kata Dara.
"Apa ada masalah nona, kenapa nona tampak tidak baik begini. Apakah anda menangis semalam?" Tanya bibi Ma dengan khawatir.
"Aku hanya berharap semuanya sudah menjadi yang terbaik bibi, dan aku hanya berharap keputusanku akan menjadi keputusan terbaik yang sudah aku ambil." Kata Dara.
"Anda tahu bahwa anda bisa menceritakannya pada saya jika anda mau." Kata bibi Ma.
"Aku memutuskan untuk menerima perjodohan ini dan melepaskan orang yang selama ini aku cintai bi." Kata Dara dengan senyum palsu.
"Nona, saya tahu bahwa nona akan mendapatkan kebahagiaan nanti. Hanya tinggal tunggu waktunya." Kata bibi Ma.
"Tentu saja bibi, aku pasti akan bahagia pada suatu nanti." Kata Dara beranjak pergi ke kamar mandi.
Setelahnya bibi Ma segera ke dapur dan menyiapkan masakan untuk Dara. Tidak lama berselang Dara menyusul kesana dan melahap makanannya dengan penuh. Seperti seorang yang tidak pernah makan sebelumnya, dan dia seperti melepaskan segala frustasinya pada makanan itu.
Malam harinya ayahnya pulang cepat. Dan raut muka yang ditampilkannya tampak ceria tetapi juga susah untuk dibaca. Ketika sudah bertemu dengan Dara, dia segera memeluk anaknya dan menyuruhnya untuk duduk di ruang keluarga.
"Ada apa appa?" Tanya Dara pada ayahnya.
"Ada sesuatu yang ingin ayah sampaikan padamu." Kata ayahnya.
"Kenapa appa?" Tanya Dara.
"Mulai besok kamu bisa bekerja di Kwon inc dan kamu akan menjadi staff divisi Marketing disana." Kata ayahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECOND WIFE - COMPLETED
Fanfiction"Sebenarnya appa mempunyai maksud apa? tega sekali appa membuatku menjadi istri kedua darinya?" ada beberapa chapter untuk After Story, dan diprivate