Bali adalah pulau yang kaya dengan budaya dan tradisi yang sangat kental hingga saat ini. Mayoritas masyarakatnya adalah beragama Hindu, itulah sebabnya pulau yang satu ini disebut Pulau Dewata dan Pulau seribu candi.
Namun, meskipun mayoritasnya beragama Hindu, tak jarang juga masyarakat yang beragama lain seperti, Islam, kristen dan lain-lain. Mereka selalu hidup berdampingan dan saling menghormati, karena memang toleransi masyarakat bali sangat tinggi. Meskipun agama berbeda, tapi mereka tetap satu suku yaitu Suku Bali.
Kekayaan tradisi dan budaya serta peninggalan-peninggalan leluhur itulah yang menjadikan Pulau Bali sebagai salah satu tempat wisata yang di kenal hingga mancanegara. Masyarakatnya yang terampil dan berjiwa seni menjadikan Bali memiliki potensi di bidangnya. Tempat-tempatnya yang indah, memancing para wisatawan lokal maupun mancanegara untuk ikut serta hadir menikmati keindahannya. Tradisi dan budayanya merupakan daya tarik sendiri terutama bagi wisatawan asing dari berbagai negara. Tak hanya itu, orang-orangnya yang ramah tamah ikut mendukung keistimewaan pulau yang satu ini. Inilah salah satu kekayaan yang di miliki indonesia, sebagai ajang memperkenalkan indonesia di dunia internasional.
Angin sepoi-sepoi mendayu-dayu dengan gemulainya di pinggiran kota Denpasar. Cuaca sangat bagus hari ini, tidak mendung tidak juga panas. Di sebuah rumah khas Bali dengan ukiran-ukiran khas di setiap dindingnya dan kayu-kayu yang melengkapinya. Di sebuah balai yang terletak di sisi kanan halaman rumah, tampak beberapa anak-anak perempuan ďengan memakai kamen(kain) dan selendang, sedang asik mengikuti gerakan-gerakan tari yang di contohkan gurunya.
Di bali, anak-anak memang sudah didik untuk belajar menari sejak usia sedini mungkin untuk melestarikan budaya mereka. Terutama bagi anak perempuan.
Gadis itu tampak sangat sabar mengajari anak-anak dari usia 5-13 tahun belajar menari. Mencontohkan sedikit demi sedikit gerakan-gerakan tarian yang sedang mereka pelajari. Mereka merentangkan selendang ďengan tangan kirinya, menggerakan tangannya perlahan membentuk sebuah pola, berjalan perlahan sambil melenggak-lenggok sesuài hitungan gerakan.
Sesekali gadis itu memperbaiki gerakan yang salah yang di lakukan muridnya, mengajarinya dengan penuh kesabaran dan kasih sayang hingga mereka benar-benar mengerti. Kegiàtan belajar ini, di lakukan 2 kali dalam seminggu di rumah gadis itu sendiri. Orang-orang menyebutnya Sanggar Tari Gek Cinta. Sejak saat itulah rumah nya selalu di sebut sanggar tari gek cinta, sampai-sampai Ayahnya sendiri membuatkan plang dengan nama yang sama di depam rumahnya.
Dari kejauhan, seorang laki-laki yang lebih tua dari gadis itu, berbadan kurus, dan memakai pakaian bali lengkap dengan udeng(ikat kepala) di kepalanya. Laki-laki itu setengah berlari mendekati balai.
"Gek...." panggilnya dengan suara agak lantang.
Yang merasa terpangilpun menghentikan kegiatannya dan menoleh kearah sumber suara.
"Ada apa Bli Made?" Tanyanya dengan lembut
Orang yang di sebut Bli Made itu, diam sejenak mengatur nafasnya yang terengah-engah.
"Itu gek, di cari sama ajik (Ayah )"
"Ada apa tumben Ajik nyari gek?" Tanya nya lagi ďengan raut bingung dan logat kental khas orang bali
"nah kalau itu Bli kurang tau, tadi cuma di suruh panggil gek aja. Kata ajik Gek Cinta di suruh ke resort sekarang. " jawab Bli Made dengan wajah serius
"Gek lagi ngajar, Bli. Hari ini kan jadwalnya ngajar di sanggar, besok baru jadwal gek ke resort."
"Aduh gek....kata ajik penting!"
"Nggih, tunggu sebentar,Bli." Jawab Cinta.
Cinta meninggaĺkan Bli Made dan kembali menghadap pada anak-anak didiknya.
![](https://img.wattpad.com/cover/120155824-288-k710062.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Dewa Cinta Bertemu [END]
General Fiction"Mencintaimu adalah rasa sakit.. Tapi, tidak mencintaimu jauh lebih sakit" Hubungan antara Dewa dan Cinta berawal dari sebuah perjodohan. Dimana perjodohan itu membawa Cinta seorang gadis desa asal bali harus tinggal di tempat yang asing, yang tida...