Se'k...se'k....se'k...Mata Cinta menggeliat ketika mendengar suara berisik yang mengganggu tidurnya. Cahaya matahari bersinar terang melewati celah-celah kamarnya, menampakkan seorang wanita tinggi bertubuh ramping dan berambut pirang, tengah asik berkutik dengan lemarinya. Melempar pakaian-pakaian yang ada di sana ke dalam sebuah koper besar yang di bawanya.
Cinta mengucek-ngucek mata berusaha menyeimbangkan cahaya di kamarnya dengan pupil mata indahnya. Gadis itu bangkit dari tempat tidurnya dengan wajah tidak senang. Tanpa rasa malu sedikitpun wanita berambut pirang itu membongkar isi lemarinya semau hatinya.
"Apa yang kamu lakukan di kamarku?" Tanya Cinta dengan wajah tak bersahabat. Dia menyilangkan kedua tangannya di dada.
Emile berbalik memandang Cinta dengan tatapan mencibir,"apa lagi? Aku sedang memindahkan baju-baju suamiku!!" Jawabnya seolah dia istri satu-satu Dewa.
"Get out!!!!" Ucap Cinta penuh penekanan.
"Aku akan pergi, tapi setelah memastikan tidak ada satupun barang milik Dave di kamar ini. Karena mulai saat ini, Dave akan tinggal di kamarku."
Hati Cinta memanas mendengar ucapan tidak tau diri dari Emile. Emosi gadis itu memuncak, dia memang tidak pernah bisa menahan amarahnya di hadapan wanita yang satu itu. Kobaran api seolah membakar mata indahnya setiap kali melihat Emile di hadapannya.
"Kau lihat kan? Sekarang Dave menjadi milikku seutuhnya. Tidak ada yang bisa memisahkanku darinya, termasuk kamu!!" Lanjut Emile sembari tangannya meraih satu persatu baju Dewa.
"Kamu budek ya? Aku bilang KELUAAARRR!!!" Teriak Cinta tidak bisa menahan emosinya lagi. Tanpa ampun Cinta menyeret Emile keluar dari kamarnya. Dan melempar Emile begitu saja ke lantai, tapi untung saja saat itu Dewa datang di saat yang tepat dan menahan Emile sehingga perempuan itu tidak tersungkur menyentuh lantai.
Dengan cepat Emile memasang wajah memelas di hadapan Dewa seolah-olah Cinta sudah melakukan hal yang kejam kepadanya. Emile menggenggam lengan Dewa dan berdiri di balik punggungnya sembari pura-pura menangis dan teraniaya. Cinta mematung, dia tidak tau harus berkata apa?
"Apa yang terjadi?" Tanyanya datar semabari menatap lekat-lekat Cinta yang masih membungkam.
"Lihat Dave, istri kamu ini!!! Dia menyeretku dengar kasar. Dasar Jalang!!" Sahut Emile
Cinta semakin tersulut emosi ketika mendengar kata 'jalang' dari mulut tipis Emile. "HEIIIII!!!!" Bentak Cinta.
"SUDAH CUKUP!!!!" Bentak Dewa membuat kedua wanita itu bungkam. "Cinta, apa yang sudah kamu lakukan? Sejak kapan kamu berubah menjadi kasar seperti ini? Aku benar-benar kecewa sama kamu!!" Lanjut Dewa.
Emile tersenyum puas karena Dia yakin kali ini Dewa pasti membela dirinya daripada Cinta. Sementara Cinta bungkam. Kali ini dia mengakui kesalahannya, dia terlalu mengikuti emosinya. Tapi, entah kenapa ucapan Dewa membuat hatinya merasa sakit.
"Dan kamu Emile..." Dewa menatap Emile sambil melepaskan pegangan tangan Emile di lengannya. "Jangan pernah memanggilnya Jalang! Tidak ada yang boleh berkata kasar pada istriku!!"
Detik itu juga Senyum Emile pudar dari wajahnya, menguap seperti embun di pagi hari. Sementara Cinta menatap tidak percaya kepada suaminya, dia tidak menyangka Dewa akan membelanya di depan Emile. Seketika hatinya tersentuh dan entah kenapa rasanya dia ingin sekali memeluk Dewa saat itu. Tapi, dia tidak bisa melakukan hal itu saat ini. Sejujurnya dia sangat merindukan Suaminya, namun rasa sakit di hatinya jauh lebih besar dari pada rasa rindu itu. Untuk saat ini, dia belum bisa memaafkan Dewa meskipun dia ingin memaafkan suaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Dewa Cinta Bertemu [END]
General Fiction"Mencintaimu adalah rasa sakit.. Tapi, tidak mencintaimu jauh lebih sakit" Hubungan antara Dewa dan Cinta berawal dari sebuah perjodohan. Dimana perjodohan itu membawa Cinta seorang gadis desa asal bali harus tinggal di tempat yang asing, yang tida...