Matahari bersinar indahnya di iringi embun-embun sisa hujan kemarin. Seperti janji Dewa, hari ini Cinta si perbolehkan pulang dengan persetujuan dokter. Tak mudah mendapatkan izin dari Dokter untuk membiarkan Cinta pulang, namun dengan usaha mereka bisa meyakinkan Dokter Max.
Sepanjang perjalanan gadis itu tersenyum manis. Dia bahagia sekali bisa keluar dari tempat yang dianggapnya neraka itu. Cinta sudah tak sabar ingin kembali pulang ke Hallstat bertemu dengan Lelita dan Madam Gosa. Tapi, harapannya musnah ketika tiba-tiba Dewa membawanya ke sebuah rumah besar dengan gaya spanyol yang kental. Sebelumnya Cinta tidak pernah melihat rumah itu. Namun, dia teringat sesuatu beberapa hari lalu ketika tidak sengaja mendengar pembicaraan suaminya dengan seseorang Yang tidak ia kenal.
Mobil yang di kendarain keduanya memasuki gerbang besar yang di jaga oleh 4 ajudan bertubuh kekar dan berwajah menyeramkan membuat Cinta bergidik ngeri menatap mereka. Sejak di perjalanan dari Rumah sakit hingga rumah itu, Dewa tak bicara sepatah katapun. Rupanya laki-laki itu masih tidak menyetujui keputusan Cinta yang ingin di rawat di rumah. Cinta menyadari hal itu, sampai gadis asal Bali itu tak berani membuka pembicaraan.
Terakhir Dewa membentaknya membuat dia tidak mau mengambil resiko untuk di bentak kedua kalinya.Dewa membukakan pintu untuk Cinta, mengambil barang-barang Cinta yang ada di bagasi. Cinta memandang kagum ke arah rumah yang berdiri megah itu. Ini pertama kalinya dia melihat rumah seindah dan semewah itu. Rumah itu memiliki wilayah yang luas dengan cat putih yang mendominasi.
"Rah, ini rumah siapa? Kita sekarang ada dimana?" Tanya Cinta penasaran sembari menengok ke arah suaminya yang sedang menutup pintu mobil.
"Rumah William." Jawab Dewa datar.
"Apa? Rumah William? Kita ngapain kesini,Rah?" Cinta tak percaya dengan apa yang di dengarnya, dengan entengnya Dewa mengatakan bahwa rumah itu adalah rumah William. Padahal masih lekat diingatan Cinta beberapa minggu yang lalu, William menculiknya dan berniat membunuh suaminya. Dan sekarang mereka sedang ada di rumahnya? Kurang bodoh apa lagi?
"Mulai sekarang kita akan tinggal disini." Jawab Dewa
"Tidak. Aku tidak mau!! " Cinta menolak dengan keras.
Dewa berjalan mendekati Istrinya yang memandangnya dengan tatapan tidak suka.
"Sayang, kamu tenang aja. William tidak akan menyakiti kita, malahan dia akan melindungi kita. Dia itu kakak aku." Dengan sabarnya dia menjelaskan pada Cinta.
"Rah, kemarin dia ingin membunuh kamu, bahkan luka tembak di tubuhku ini masih belum sembuh. Dan sekarang kamu minta aku tinggal disini?"
"Cinta. Semua itu salah paham." Bela Dewa
"Salah paham apa? Masih kurang jelas buat kamu, Rah? Apa kamu pikir semua itu mimpi? Kemarin aku bisa menyelamatkanmu, tapi besok bisa saja kamu celaka!!!" Emosi membara terlihat jelas di mata hazel hitamnya. Cinta tidak habis pikir dengan jalan pikiran Dewa yang bisa dengan mudahnya percaya dengan William.
"Aku tidak suka kamu menuduh kakakku seperti itu!!! Mungkin memang benar, dia ingin membunuhku. Tapi, itu karena dia belum tau apa yang terjadi sebenarnya." Tanpa di sadarinya, Dewa ikut terpancing emosi membuat laki-laki itu bicara tegas pada istrinya.
Cinta tak bergeming. Tak ada kata-kata yang bisa lagi dia ucapkan selain, menatap Dewa dengan tatapan tanpa arti.
Tiba-tiba pintu utama rumah itu terbuka lebar, memperlihatkan sosok wanita setengah baya yang menyambutnya dengan senyum manis. Cinta terbelalak dengan apa yang di lihatnya, dia sama sekali tidak menyangka, ibu mertuanya ada di hadapannya saat ini. Rasa senang dan juga bingung bercampur aduk di kepala Cinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Dewa Cinta Bertemu [END]
Ficción General"Mencintaimu adalah rasa sakit.. Tapi, tidak mencintaimu jauh lebih sakit" Hubungan antara Dewa dan Cinta berawal dari sebuah perjodohan. Dimana perjodohan itu membawa Cinta seorang gadis desa asal bali harus tinggal di tempat yang asing, yang tida...