Kenzo begitu semangat setelah sampai di taman bermain. Dia meloncat-loncat bahagia, melihat berbagai wahana lucu yang ada di sana. Sepanjang berkeliling, dia menunjuk-nunjuk apa saja yang menarik perhatiaan. Badut, boneka, permainan komedi putar, ice cream, gula-gula kapas dan masih banyak lagi.
Hari ini adalah akhir pekan yang menyenangkan, cuaca dan udaranya juga mendukung sehingga taman bermain itu di penuhi oleh lautan manusia yang sengaja datang untuk membahagiakan anak-anak mereka.
Cinta menggandeng tangan Kenzo, membiarkan anak kesayangannya menuntunnya ke segala arah. Dia sengaja tidak menggendongnya karena Cinta tau anaknya itu sangat bersemangat.
Cukup lama mereka berkeliling, rupanya Kenzo sudah sangat lelah mengintari arena luas itu. Cinta membawanya duduk di sebuah taman yang di khususkan untuk anak-anak yang ingin bermain bola dan sebagainya. Kenzo duduk dengan tenang sambil menghabiskan ice cream coklat dan gula-gulanya.
"Mom, Kenzo mau bermain bola" anak empat tahun itu menunjuk kearah anak-anak yang tengah asik bermain bola sementara orang tua mereka memperhatikan dari jauh sambil bercengkrama ria.
"No... nanti kalau Kenzo jatuh gimana?"
"Aaaaaa....Kenzo tidak akan jatuh." Dia merengek
Cinta tetap menggeleng tidak memberikan izin
"Coba ada Papa, pasti Kenzo diizinkan main." Lirihnya sambil mengerucutkan bibirnya.
Cinta tidak tega melihat kesedihan di wajah mungilnya yang akhirnya membuatnya mendesah dan memberikan izin.
"Allright!'"
"Horeee... Kenzo sayang Mom!" Ucapnya dengan mata berbinar dan memeluk Cinta beberapa saat.
Cinta menggiring putranya ke tengah taman membiarkan Kenzo bergabung dengan anak-anak sebayanya. Di sana anak-anak memang cepat beradaptasi dan begaul. Sementara Cinta duduk di bangku yang tidak jauh dari jangkauan anaknya. Memperhatikan malaikat bermata birunya bermain bola.
"Cinta?" Suara bariton itu mengejutkan Cinta
Perempuan dengan jaket coklat itu menggeliat, terkejut melihat seseorang yang baru saja memanggil namanya.
Tak ada angin, tak ada hujan, dia tidak pernah sekalipun membayangkan akan bertemu lagi dengan orang itu. Tentu saja,,dia tidak akan pernah melupakan siapa dia.
"Apa kabar? Aku bener-bener tidak menyangka bisa bertemu kamu di sini! Di Amerika."
Dia duduk di sebelah Cinta tanpa bertanya lebih dahulu. Dasar tidak sopan!
Cinta tersenyum kikuk, tidak tau harus bicara apa dan menjawab apa. Rasa syoknya masih membayanginya. WOW!
"Bagaimana kamu bisa ada di sini?"
"Kamu sendiri kenapa bisa ada di sini?" Tanya Cinta balik
"Aku? Aku hanya mengajak anakku bermain. Sama seperti orang tua yang lain." Jawabnya santai
Bisa-bisanya tanpa rasa malu, dia menyapa Cinta dan memamerkan kebahagiaannya.
"Kalau begitu kita sama." Jawab Cinta datar.
Terlihat keterkejutan di bola mata laki-laki itu, "kamu menikah?"
"Aku pikir, kamu tidak akan menikah."
Cinta menatapannya sinis
"Setelah kepergiaanmu, aku mendapatkan kebahagiaan yang lebih baik. Mungkin aku harus berterimakasih." Skak matLaki-laki itu terlihat tidak nyaman setelah kata itu terucap dari bibir Cinta.
"Maafkan aku." Ucapnya. Mungkin dia baru menyadari kebrengsekannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Dewa Cinta Bertemu [END]
General Fiction"Mencintaimu adalah rasa sakit.. Tapi, tidak mencintaimu jauh lebih sakit" Hubungan antara Dewa dan Cinta berawal dari sebuah perjodohan. Dimana perjodohan itu membawa Cinta seorang gadis desa asal bali harus tinggal di tempat yang asing, yang tida...