BAB 24

553 70 27
                                    

"Aku akan menikahi Emile!" Di hadapan keluarganya, Dewa akhirnya menyampaikan keputusannya.

Dia kemudian menatap Cinta intens dan tatapan itu di balas dengan tatapan yang sama oleh Cinta. Sementara Bu Dayu dan William tidak bisa berkata apa-apa lagi. Meski mereka sama sekali tidak setuju dengan keputusan putra bungsu di keluarga itu.

"Dan aku, tidak akan menceraikan Cinta. Dia tidak akan pergi kemana-mana!" Kata-kata itu lebih mirip seperti perintah yang tidak ingin di bantah.

Cinta menatap suaminya, kali ini bukan dengan tatapan penuh cinta yang biasanya dia berikan. Namun, layaknya seperti seorang musuh pada musuhnya. Bu Dayu, melihat kearah menantunya menunggu serentetan kata dari mulut gadis itu. Tak hanya wanita setengah baya itu, Dewa dan juga William menunggu hal yang sama.

Dengan wajah tegar yang tak lagi di penuhi oleh ribuan tetes air mata, Cinta menatap tiga pasang mata yang saat ini terpusat padanya secara bergantian. Dan matanya terhenti ketika menatap wajah lucu Kenzo yang tak bersalah.

"Aku setuju. Lakukan yang menurutmu benar." Jawabnya datar.

"Cinta..." Bu Dayu menatap menantunya tidak percaya. Bagaimana mungkin ada seorang gadis yang rela membagi suaminya dengan wanita lain? Dan bagaimana bisa Cinta bersikap tegar dan setenang itu?

"Ma, semuanya akan baik-baik saja. Biarkan saja wanita itu tinggal disini, bukankah itu yang diinginkan putra Mama?" Jawab Cinta dengan nada santai sembari melihat kearah suaminya.

"Tapi, Cin..." ucapan William terputus

"Sudahlah kak, percuma saja kita perpanjang masalah ini. Lagipula, Kenzo juga membutuhkan kasih sayang kedua orang tuanya. Aku tidak akan pergi kemana-mana, aku akan tetap disini menemani Mama." Cinta tersenyum getir kepada mertuanya.

Saat itu Bu Dayu merasa sangat beruntung memiliki menantu seperti Cinta yang memiliki hati yang besar dan juga mulia, begitu juga dengan William. Tapi, mereka tidak tau seberapa besar luka yang tersimpan di hati Cinta. Mereka tidak akan pernah tau, seberapa hancurnya dirinya saat ini. Dan Cinta tidak ingin siapapun tau hal itu.

"Terimakasi kamu mau menerima keputusanku." Ucap Dewa

"Semua ini bukan untuk kamu, Rah. Tapi, untuk Mama!" Jawabnya ketus dan melenggang pergi.

Keputusan Dewa merupakan berita terindah bagi Emile. Kabar itu sampai di telinganya sendiri dan dari mulut Dewa sendiri. Bahagianya tak bisa di cerminkan dengan kata-kata, dia seolah melayang melintasi ribuan pelangi di langit tabu. Hari yang di nanti-nantinya telah tiba dan impiannya akan segera terwujud. Mulai saat ini tidak akan ada yang berani mengganggu hubungannya dengan Dewa, dia akan memiliki Dewa seutuhnya.

Pernikahan itu pun di gelar dengan adat Internasional di kediaman William. Di hadiri oleh kerabat Emile dan juga William. Dengan gaun putih yang menyapu lantai, Emile hadir di pesta pernikahannya dan tak henti-hentinya tersenyum kepada semua tamu yang akan menjadi saksi di mulainya kehidupannya yang baru. Dengan dekorasi yang cukup mewah dan pesta yang terbilang megah, pernikahan itu di gelar atas permintaan Emile. Karena gadis itu tidak ingin pernikahannya terlihat biasa-biasa saja. Profesinya sebagai seorang model menjadi reputasi yang harus di jaganya.

Dewa mengenakan tuxedo hitam dengan kemeja putih dan dasi kupu-kupu yang membuatnya tampak semakin tampan. Sejak pagi, wajah mempelai pria itu terlihat murung, tidak ada senyum sedikitpun di wajahnya layaknya seorang pengantin pada umunya. Sendari tadi matanya hanya menatap ke seorang gadis dengan gaun berwarna merah muda dan rambut yang di gerai dari kejauhan. Dia memperhatikan setiap gerak-gerik gadis itu, yang tertawa bersama tamu-tamu yang datang. Kadang juga terlihat bahagia bermain dengan putra sulungnya Kenzo, menyuapinya es krim dan menggendongnya. Tak ada sedikitpun kebencian yang tampak dari matanya, yang terlihat hanya kasih sayang untuk Kenzo putranya.

Ketika Dewa Cinta Bertemu  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang