"Mencintaimu adalah rasa sakit..
Tapi, tidak mencintaimu jauh lebih sakit"
Hubungan antara Dewa dan Cinta berawal dari sebuah perjodohan. Dimana perjodohan itu membawa Cinta seorang gadis desa asal bali harus tinggal di tempat yang asing, yang tida...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Happy reading :) ♡
(-0-0-0-0-)
'CINTA POV'
Kabar buruk untukku ketika aku sampai di depan sebuah pesawat jet pribadi buatan Amerika. Sebelumnya tidak pernah terpikirkan olehku, jika aku harus menaiki satu-satunya alat transportasi yang paling aku hindari. Bodohnya aku, kenapa hal ini tidak memikirkan hal ini sebelumnya?
Semua orang tau sejak dulu aku tidak pernah naik pesawat, bukan karena aku tidak punya uang untuk membeli tiket, tapi karena memang aku tidak pernah berniat sedikitpun menaikinya. Seumur hidup aku tidak pernah membayangkan jika hari ini aku harus benar-benar menaikinya.
Entah sejak kapan aku membenci transportasi ini, aku sendiri tidak mengingatnya. Tapi yang jeĺas aku sangat membencinya, rasanya lebih baik aku menghitung rumput lapangan sepak bola dari pada harus naik pesawat.
Seingatku sejak kecil aku tidak menyukainya, aku selalu menangis saat mendengar suara pesawat, entah itu di tv ataupun secara langsung. Aneh memang! Tapi, itulah kenyataannya. Karena alasan itulah aku tidak pernah bermimpi keliling dunia. Karena aku tau, jika aku memimpikannya, itu tandanya aku harus naik pesawat. Dan aku tidak mau melakukan itu!!! Tapi tidak hari ini ! YA TUHAN!
Langkahku terhenti di tengah lapangan terbang, lemas ketika melihat benda raksasa itu terpajang rapi di hadapanku. Rasa takut seketika menghampiri diriku, wajahku pucat, dan tubuhku berkeringat dingin. Ini pertama kalinya aku melihat pesawat dari jarak sedekat ini. Jantungku berdetak tidak menentu, rasanya aku tidak sanggup bernafas. Apa begini rasanya? Kenapa hanya dengan melihatnya saja, aku merasa sangat ketakutan? Jadi seperti ini ?
Kakiku bergetar, tak kuat lagi menumpu berat badanku, membuat tubuhku linglung dan terhempas lemas. Tapi, sebelum hal itu terjadi, Ngurah dengan sigap menyangga tubuh lemasku agar tidak menyentuh tanah. Dia menopang pinggangku dengan tangan kanannya dan tangan sebelahnya lagi menyangga kepala bagian kananku.