Cinta menginjakkan kaki telanjangnya di tumpukan pasir putih, berjalan perlahan memandang hamparan laut biru yang indah. Rambut cantiknya menjadi sasaran angin sepoi-sepoi, udara di pagi hari masih terasa dingin dan bahkan dia tidak menggunakan jaketnya.
Gadis itu melipat kedua tangannya, mengosok-gosok kulitnya yang merasakan dinginnya angin. Tapi, dia tidak beranjak. Matanya fokus pada deburan ombak yang datang siilih berganti menghempas pantai. Suara riang anak-anak terdengar membuatnya sesekali menoleh dan tersenyum.
Matahari sudah lama terbit tapi,,Cinta tak berniat beranjak sesikitpun dari posisinya. Dia duduk diantara tumpukan pasir, memeluk kedua lututnya, memainkan pasir-pasir dengan jemari tanggannya. Entah apa yang sedang di pikirkan gadis itu hingga membuatnya begitu terhanyut dengan pemandangan pantai. Tidak biasanya dia meninggalkan pekerjaannya seperti ini, tapi untuk kali ini saja dia membutuhkan ketenangan.
Sejak kecil gadis yang kerap di panggil Gek Cinta itu memang sangat menyukai pantai, itu adalah tempat favoritnya. Suasana Pantai selalu berhasil memberikannya ketenangan dan melupakan semua masalah-masalahnya walau hanya sejenak. Dulu, Ayahnya sering mengajaknya bermain di Pantai, duduk bersama di hamparan pasir, memandang deburan ombak dan menceritakan tentang Ibunya. Mereka tertawa bersama, karena lelucon-lelucon Ayahnya.
Disinilah dia tumbuh dan di besarkan, dimana pantai inilah yang menjadi saksi bisu perjalanan hidupnya hingga saat ini. Setetes gelembung bening membasahi pipi cantiknya. Air mata sederhana namun menyimpan sesakitan yang bahkan tak bisa di ungkapkan dengan tangis. Kenangan di masa lalu masih membayanginya, rasa sakit itu masih terasa di hatinya. Seperti kayu yang tertancap di tanah, masih menyisakan bekas yang entah kapan bisa pudar.
Pantai ini juga menjadi saksi bisu patah hatinya, tangis nya dan penyesalannya. Cinta yang dia impikan, sekarang hanyalah dunia dongeng. Kisah cintanya tidak seindah namanya, dan tidak seperti namanya. Air mata itu terus mengalir semakin lama semakin deras, entah kenapa hari ini semua itu kembali terasa dan membuat harinya sangat berat.
Hari ini tepat adalah hari dimana rasa sakit itu terjadi, dimana dunia impiannya hancur dan cahaya hidupnya menghilang. Dia tidak akan pernah melupakan hari ini dan tidak akan bisa melupakannya. Hari dimana dia tersenyum pada dewa cinta sekaligus hari dimana dia mengutuk dewa cinta.
Seseorang melihatnya dari kejauhan dan memutuskan untuk menghampirinya. Laki-laki itu berjalan melangkah dia atas tumpukan pasir dengan menenteng kedua sendalnya di tangannya. Dewa tersenyum dari kejauhan melihat Cinta duduk di pinggir pantai sambil menekuk lututnya. Menunduk memandangi pasir di kakinya. Seketika Dewa melihat, bahwa ada yang salah dengan gadis itu. Dia tidak terlihat ceria seperti biasanya.
Dewa meletakan jaketnya di punggung Cinta, menyelimutinya. Membuat gadis itu tersentak namun tidak terlalu memperdulikannya, membiarkan jaket itu menyelimuti punggungnya yang kedinginan. Dewa duduk tepat sebelah Cinta, diam sejenak memahami apa yang sedang gadis itu pikirkan. Entah apa yang mendorong kepeduliannya terhadap gadis itu, dia hanya mengikuti kata hatinya.
"Gimana imdonesia mau maju, kalau orang seperti kamu selalu meninggalkan pekerjaannya." Dewa memancing emosi Cinta, agar gadis itu bisa melupakan kesedihannya.
"Udah deh. Aku lagi nggak pengen di ganggu. Mendingan kamu pergi dari sini, jangan mengganguku." Jawab Cinta malas, dia sedikitpun tidak menunjukan wajahnya. Dia tidak ingin orang lain tau, dia sedang menangis.
"Aku nggak niat ganggu, itu fakta. Lagi pula, kamu ngapain di sini di jam kerja? Dasar tidak bertanggung jawab! Tapi, tunggu ! Kamu menangis ?" Dewa menundukan kepalanya berusaha mellihat wajah Cinta, namun gadis itu mati-matian menyembunyikannyà. Dewa tidak menyerah, dia terus memaksa Cinta sampai akhirnya dia bisa melihat wajah Cinta yang sembab.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Dewa Cinta Bertemu [END]
Ficción General"Mencintaimu adalah rasa sakit.. Tapi, tidak mencintaimu jauh lebih sakit" Hubungan antara Dewa dan Cinta berawal dari sebuah perjodohan. Dimana perjodohan itu membawa Cinta seorang gadis desa asal bali harus tinggal di tempat yang asing, yang tida...