"AAARGHGGHHH...."
"AKU NGAK KUAT LAGI MA!"
"KAMU PASTI BISA CIN, SEDIKIT LAGI AYO!!"
"EEEEEKKKHHHH..."
"AYO BU... SEDIKIT LAGI!!!"
"AYO SAYANG, KAMU HARUS KUAT!! TARIK NAFAS DALAM-DALAM."
"DEWAAAAAAAAA...."
"OEEEEE..OEEE ...OEEE .."
__________
Dewa berlari sekencang-kencangnya menyusuri lorong panjang, serba putih itu. Kakinya melangkah lebar-lebar, berharap bisa segera sampai di tempat tujuannya.
Ada perasaan cemas menyelimuti benak laki-laki itu, sedikit penyesalannya juga tersirat di wajah lesunya. Mungkin seharusnya dia tidak meninggalkan istrinya di saat genting seperti ini. Hal hasil dia tidak bisa menemani istrinya di saat-saat tersulitnya memperjuangkan kehidupan calon anak-anaknya.
Nafasnya terengah-engah ketika sampai di depan ruang bersalin. Semua orang menunggu di depan ruang dengan wajah cemas. Ada Jhon, kevin, dan Jessica yang tidak pernah absen dalam hal-hal penting di keluarganya.
Semua mata menatapnya lega, saat melihat orang yang mereka tunggu-tunggu akhirnya datang juga. Walaupun terlambat, tapi setidaknya masih ada harapan. Ada raut kekesalan di mata Kevin, satu-satunya sahabat Dewa yang sangat perduli dengan orang lain, dia tidak habis pikir bagaimana Dewa bisa memilih pekerjaannya dari pada menemani istrinya.
"Bagaimana?" Dewa terengah-engah
"Masih dalam proses." Jawab Jessica singkat
"Kamu kemana aja sih Dave? Aku tidak habis pikir, kamu lebih mementingkan yang lain dari pada keselamatan istri dan anakmu." Sinis Kevin.
"Sorry. Aku tidak tau jika Cinta akan melahirkan sekarang. Perkiraan dokter, dua minggu lagi."
Kevin tetap saja merasa kesal, biar bagaimanapun Dewa menjelaskannya, laki-laki itu tidak akan mengerti. Baginya salah tetaplah salah, tidak ada kesempatan atau alasan yang bisa memperbaikinya.
Cukup lama mereka menunggu dengan harap-harap cemas, terutama Dewa. Ini adalah pertama kalinya dalam hidupnya berada di posisi sulit dan menegangkam seperti saat ini. Jika boleh memilih, dia lebih baik di tembak musuh dari pada harus menunggu dengan kecemasan yang membuat hatinya gelisah sekaligus takut.
Apa istri dan anaknya baik-baik saja?
Bagaimana jika terjadi hal buruk?Dewa mengacak-acak rambutnya frustrasi, berdiri dan mondar-mandir kesana kemari seperti setrikaan panas. Kenapa dokter belum keluar?
"Jess, besok saat kita menikah, kamu juga akan melahirkan seperti Cinta." Bisik Jhon di telinga Jessica.
"Iya, tapi aku tidak mau melahirkan seperti Cinta. Seorang diri tanpa Dave!" Ketusnya
Jawaban boleh Jessica berhasil membuat Jhon tertawa renyah meskipun volumenya kecil karena dia menyadari tempat tempatnya berpijak saat ini, tidak boleh ada keributan sedikitpun.
"Dave, bisa tidak diam dan duduk dengan tenang? Kau membuatku tambah cemas." Ketua Kevin
"Tidak bisa." Jawab Dewa singkat dan melanjutkan ritual gerakan stikaannya.
Sementara Jhon menyipitkan matanya, "Dave yang punya istri, kenapa kamu yang cemas?"
"Tentu saja! Kelak aku juga akan memiliki istri, tentu aku harus mempersiapkan diri mulai sekarang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Dewa Cinta Bertemu [END]
Ficción General"Mencintaimu adalah rasa sakit.. Tapi, tidak mencintaimu jauh lebih sakit" Hubungan antara Dewa dan Cinta berawal dari sebuah perjodohan. Dimana perjodohan itu membawa Cinta seorang gadis desa asal bali harus tinggal di tempat yang asing, yang tida...