BAB 17

580 73 10
                                    

Happy reading :)

~ ~ ~

Cinta berjalan mundur menjauhi tubuh kekar Dewa, "tidak! Kamu tidak mencintaiku,Rah."

Dewa menatap tidak mengerti dengan reaksi Cinta yang menjauhinya. Wanita itu menggeleng-gelengkan kepalanya seolah tidak mempercayai apa yang barusan telah di katakannya.

Malam semakin pekat, suara rintihan hewan malam semakin bergenderang menjadi lagu pengantar tidur. Malam yang pekat itu, seolah tak berujung. Apa yang dipikirkan Kevin soal mereka ternyata salah besar! Kepercayaan itu ternyata sudah runtuh seperti menara yang terhempas tsunami.

Lalu apa selanjut? Apa yang akan terjadi ketika kepercayaan itu sudah terhianati?
Ini bukanlah kali pertama, Cinta di hianati, dan kali ini dia benar-benar hancur dan tidak punya kepercayaan diri lagi. Cinta yang selama ini dia harapkan dan impikan, ternyata hanya sebuah cerita fiktif belakang. Bahkan pernikahannya pun hanyalah sandiwara belang, dan kali ini? Cinta merasa pengakuan cinta itu juga tak lain adalah sandiwara. Bagaimana dia akan mempercayainya? Jatuh kedalam lubang yang sama berkali-kali bukanlah hal yang mudah baginya. Untuk seorang gadis Bali , itu adalah hal tersulit dalam hidupnya.

Kini di negri yang tak dikenalnya, dia merasakan hal sama, merasakan sakit yang sama. Lalu salahkah dia jika tidak percaya akan cinta lagi?

"Cinta..." Dewa melangkah maju mencoba mendekati istrinya lagi. Tapi, Cinta mengangkat tangannya memberikan isyarat 'berhenti' . Dewa hanya bisa mengikuti perintah dan menghentikan langkahnya.

"Semua ini hanya sandiwara,Rah. Stop! Yang kamu lakukan hanya karena rasa bersalah dan tanggung jawab, bukan cinta." Hazel hitam mengkilap itu menggelap oleh rasa kecewa. Bagaimanapun Dewa mengatakan tidak akan bisa membuatnya kembali luluh. Dia sudah menjadi batu seiring salju yang turun membekukan danau hallstatt.

"Kamu salah. Mungkin semua ini terlambat, tapi aku benar-benar mencintaimu. Karena hati bukan sandiwara." Dewa melangkah mendekat, meraih kedua tanganya dan berusaha menyakinkan istrinya bahwa apa yang dia katakan adalah sebuah kebenaran.

Cinta beronta berusaha melepaskan genggaman tangan Dewa. Tapi, kekuatannya tidak mampu mengalahkan tenaga laki-laki dan dia gagal. Dewa menahan dengan keras kedua tangan istrinya, meski istrinya masih tetap berusaha melepaskan diri.

"LEPASKAN AKU!!!" Teriak Cinta. Dia kalang kabut, tak bisa lagi mengontrol sikap dan emosionalnya.

"Cinta, ada apa dengan dirimu?" Laki-laki berdarah indonesia asli itu menatap cemas istrinya. Dia merasa ada yang tidak beres dengan sikap dan prilaku Cinta. Apa dia sangat terpukul dengan apa yang sudah terjadi?

Cinta lelah meronta-ronta, dia mengalah dan tangan Dewa mulai mengendur pada pergelangan tangannya. Gadis itu duduk lemas di pinggir ranjang, menatap jendela yang masih terbuka. Air matanya menetes, semuanya terasa asing. Tempat ini, musim ini, dan bahkan orang-orangnya.

Dewa berjongkok di depan Cinta, menatap gadisnya dengan penuh rasa bersalah. Cinta bergeming. Dia tidak mau melihat wajah suaminya. Air mata gadis itu terus mengir deras bagai air hujan, tanpa di perdulikan oleh pemiliknya. Cinta menatap jedela nanar, otaknya bahkan tidak bisa berpikir lagi. Dia seperti robot yang sudah kehilangan rasa.

"Maafkan aku, telah membawamu kedalam duniaku yang asing." Dewa berusaha membuka pembicaraan lagi dengan hati yang lebih tenang.

Ketika Dewa Cinta Bertemu  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang