X

176 57 113
                                    

"Aku akan menceritakan kepadamu sebuah kisah cinta antara Bulan dan Matahari. Sang Bulan adalah putri di Kerajaan Malam sedangkan sang Matahari adalah pangeran di Kerajaan Siang."

"Bagaimana mereka bisa bertemu jika kerajaan mereka berbeda?"

"Mungkin itu yang disebut takdir. Sang Bulan adalah gadis yang cantik dan baik hati, ia selalu menerangi malam gelap. Ia di puja–puja karena mampu membuat langit malam menjadi sangat indah, meski terkadang Bulan malu–malu dan hanya menampakan sebagian dari dirinya, kehadirannya mampu membuat semua orang terpesona akan kecantikannya.

"Sedangkan sang Matahari adalah pemuda yang tampan. Dirinya begitu indah bersinar, ia selalu dikagumi dan disegani karena selalu menyinari bumi di siang hari dan menjadi pusat kehidupan. Ia di puja–puja karena selalu setia memberikan kehangatan kepada semua yang ada di dekatnya.

"Bulan mendengar orang memuja–muja Matahari begitu pula sebaliknya. Mereka menjadi saling penasaran satu sama lain. Saat Matahari berada di Kerajaan Siang, sang Bulan mengintainya dari kejauhan, di balik awan Bulan terpesona dengan sang Matahari yang bersinar, ia tak bosan menatap Matahari. Meski dari kejauhan, ia merasakan bahwa sang Matahari dapat memberikan kehangatan pada hatinya. Begitupun dengan Matahari yang diam–diam memperhatikan Bulan dari Kerajaan Siangnya. Bulan begitu cantik jelita di kegelapan malam. Bagi Matahari, Bulan adalah sosok gadis yang sangat anggun.

"Bulan menyampaikan pesan kepada Bintang, sahabatnya yang selalu menemani di kegelapan malam. Bulan mengatakan kepada Bintang bahwa ia sangat mencintai Matahari dan ia berharap bisa bertemu Matahari dengan jarak dekat. Selaku sahabat, Bintang pergi menemui Matahari untuk menyampaikan pesan si Bulan. Matahari terkesima mendengar penuturan Bintang, ia mengatakan bahwa ia pun sangat mengagumi dan mencintai Bulan, ia memutuskan untuk bertemu Bulan sesegera mungkin."

"Apa akhirnya mereka bertemu dan bahagia untuk selamanya?"

"Iya, mereka bertemu. Pada suatu hari yang sangat cerah, Matahari sangat bahagia bisa bertemu Bulan yang selama ini ia kagumi, begitu pula dengan Bulan ia sangat gembira bertemu dengan Matahari dengan jarak yang sangat dekat. Semua orang memuja Bulan yang cantik dan Matahari yang sangat tampan. Mereka terkesima melihat kedua penguasa Kerajaan Malam dan Kerajaan Siang bertemu di langit yang sama. Matahari dan Bulan sangat mencintai satu sama lain dan tak ingin berpisah lagi, mereka ingin hidup bersama."

"Lalu apa yang terjadi?"

"Tapi, semua tidaklah mudah untuk mereka berdua. Bumi menjadi gelap gulita saat mereka bersama, semua orang kebingungan jika Bulan dan Matahari terus bersama. Dengan berat hati, Bulan pergi meninggalkan Matahari dan kembali ke Kerajaan Malamnya. Matahari berjanji suatu saat mereka akan bertemu lagi, Bulan dengan setia menanti Matahari di Kerajaan Malamnya, begitu pun Matahari dengan setia memperhatikan Bulan dari kejauhan. Hanya Tuhan yang tahu kapan dan dimana sepasang kekasih itu akan kembali bertemu, entah di Kerajaan Malam atau Kerajaan Siang."

"Kau pintar mendongeng Selene, apa Elios selalu mendongengkanmu sebelum kau tidur?" ucap dokter Darrell setelah mendengarkanku dengan seksama, ia masih terbaring lemas di atas ranjangnya.

"Elios sering mendongengkanku, meski tidak setiap hari."

"Hey, mengapa wajahmu menjadi murung begitu Selene?"

Aku mencoba tersenyum, meski tertahan. "Aku baik–baik saja Dokter. Bagaimana keadaanmu? Apa kau sudah merasa lebih baik?"

"Aku bahkan jauh lebih baik Selene. Terima kasih kau telah menemaniku hari ini."

Aku mengangguk pelan. Aku masih berada di kamar dokter Darrell, sedangkan Elios sudah pergi. Aku yang menyuruhnya untuk berangkat kerja saja dan meninggalkanku di rumah dokter Darrell karena aku merasa kesepian jika berada di rumah sendirian, ibu masih sibuk mengurusi butiknya. Sedangkan ibunya dokter Darrell pamit untuk memasak di dapur. Jadi tinggallah aku seorang yang menjaga dokter Darrell.

Praeteritum aut Futurum?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang