Suara ketukan pintu kamar membuatku tersentak kaget, aku baru menyadari bahwa suara berisik pertengkaran Ayah Atreo dan Tante Hera telah menghilang dan yang kudengar sekarang hanya suara wanita yang memanggil namaku sambil mengetuk pintu. Kututup buku pemberian Elios dan meletakkannya di atas meja.
Aku berjalan gontai, memaksakan diriku membukakan pintu untuk siapapun yang mengetuknya tadi dan yang kutemukan adalah seorang wanita paruh baya tersenyum ramah kepadaku. Wanita itu membawa nampan berisi makanan dan segelas air putih.
"Makan dulu Selene, kau belum makan sejak kedatanganmu tadi. Tante sangat senang akhirnya kau kembali pulang." Wanita itu menyodorkan nampannya kepadaku. Aku terdiam mencoba mengingat-ingat siapa sebenarnya wanita ini. Selang beberapa menit aku baru menyadari wanita di hadapanku adalah Tante Areta. Adik dari Ayah Atreo.
Pandanganku menyisir ke seluruh penjuru ruangan, suasana rumah terasa sepi, kemana kiranya orang-orang tadi? Kuterima nampan dari Tante Areta dan mempersilahkannya masuk ke dalam kamarku. Kuletakan nampan itu di atas meja dan kutarik kursi di dekat meja itu untuk kududuki, sedangkan Tante Areta duduk di pinggiran ranjangku.
"Sejak kapan Tante Areta berada di rumah?"
"Sejak semalam Selene, Tante menginap di rumahmu untuk sementara waktu karena Om Eneas sedang ada urusan pekerjaan di luar kota. Lagi pula Tante senang mendengar kabar kau akan kembali ke rumah ini."
Aku mengangguk menanggapi perkataan Tante Areta sembari memakan makanan yang dibawanya tadi.
"Gavin bilang kau lupa ingatan Selene, tapi ternyata kau masih mengenali Tante, apa ingatanmu sudah kembali?"
Aku terdiam menyadari kebodohanku yang membiarkan rahasiaku terbongkar. "Tentu aku tak akan melupakan Tanteku yang cantik ini," jawabku sekenanya. Aku tersenyum memperlihatkan barisan gigi putihku dan mendekat ke arahnya. Kutinggalkan makanan yang sedang kumakan tadi, sebenarnya aku sedang tidak berselera memakan apapun namun tadi kucoba memasukan makanan itu ke dalam mulutku untuk menghargai usaha tanteku yang telah membawakanku makanan. Namun hasilnya tetap saja, seolah semua makanan terasa hambar di indra perasaku.
"Tante, bolehkah aku bertanya?"
"Apa yang ingin kau tanyakan Selene?"
"Apa Tante tau kabar Altair? Aku sudah lama tidak mendengar kabarnya," tanyaku. Sudah lama memang aku tak mendengar kabarnya, di keluargaku dokter Darrell lebih sering dipanggil dengan panggilan nama belakangnya—Altair.
Terjadi kesunyiaan beberapa saat di antara kami, hingga akhirnya Tante Areta membuka suara meski diawali dengan tarikan napas berat.
"Waktu itu Ayahmu bercerita bahwa Altair datang ke rumah ini untuk memberi tahu Ayahmu jika ia akan menikah dengan pacarnya yang bernama Gea, bukankah Gea itu si dokter sahabatmu yang sering datang menginap itu Selene?"
Aku mengangguk, memang benar dokter Gea yang mengantikan dokter Darrell waktu itu adalah sahabatku, itulah sebabnya ia mengatakan bahwa ia sangat marah mengetahui aku melupakannya.
"Iya aku tahu Altair akan menikah dengan Gea, kemarin sewaktu aku dirawat di rumah sakit Gea yang menanganiku, katanya ia menggantikan Altair yang tengah cuti. Lalu apa yang terjadi Tante?"
"Saat Altair datang ada Gavin di rumah ini lalu Gavin mengatakan kepada Ayahmu bahwa saat ia berada di kota di mana Altair bertugas ia bertemu denganmu. Gavin menanyakan keadaanmu kepada Altair, Ayahmu terkejut mengetahui kau masih hidup namun ia heran mengapa Altair tidak memberitahunya. Sebenarnya hubungan Ayahmu dan Altair sudah mulai membaik sebelum kejadian itu. Tapi sejak tahu Altair menyembunyikanmu, Ayahmu mulai memusuhinya lagi. Dia terus saja mendesak Altair agar memberitahu bagaimana keadaanmu, Altair terus mengelak, ia mengatakan bahwa kau tidak bersamanya dan akhirnya ia pamit untuk pulang. Sejak saat itu ia tak pernah datang ke rumah ini lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Praeteritum aut Futurum?
ChickLitHighest rank #106 in ChickLit (16092017) Aku berada diantara pilihan mengingat masa lalu atau menjalani kehidupanku yang sekarang untuk menyiapkan masa depanku, jadi menurutmu pilihan mana yang harus ku pilih? Masa lalu atau Masa depan? (Revisi seti...