Part 1

31.8K 1.4K 12
                                    

Terlihat seorang wanita yang sedang bersandar pada bahu pasangannya. Tepatnya seorang pasangan yang tengah berada di taman kota.

"Apa yang membuatmu berfikir sayang?" Tanya pasangannya masih dengan mata yang setia menatap lurus pada pemandangan yang ada di taman itu.

"Tak ada. Aku hanya ingin kau menemaniku disini" balas wanita itu dengan suara lemasnya.

Pria disampingnya mengangkat kepala wanitanya, menuntunnya untuk duduk dengan tegak di hadapannya.

"Kau tak bisa membohongiku Lora. Katakan apa yang menganggu pikiranmu sampai kau ingin bertemu denganku disini. Tak mungkin hanya ingin di temani saja. Aku mengenalmu sayang, kita berpacaran sudah hampir dua tahun" ucap pria tersebut pada sang kekasih.

Keduanya saling mentap satu sama lain. Manik mata mereka bertemu. Wanita tersebut akhirnya menganggukkan kepalanya mengerti.

"Aku bingung harus membayar semua hutang ayahku dengan apa. Semua hasilku bekerja tak akan bisa melunasi semuanya. Aku lelah Sam" jelas wanita tersebut dengan pasrah.

"Sudah ku bilang padamu. Menikalah denganku, maka aku akan melunasi semua hutang ayahmu. Cukup kau menikah denganku semuanya akan beres" jawab pria tersebut sambil merengkuh kedua pipi sang wanita.

"Aku sudah pasrah Sam. Aku mau menerima semua tawaranmu itu" ucap wanita itu dengan pasrahnya.

"Kau serius Deylora? Kau tak main-main dengan ucapanmu kan?" Tanya pria tersebut dengan wajah yang tak percaya.

Deylora menghembuskan nafasnya kasar.
"Ya Samuel aku mau menikah denganmu, lagian kita sudah lama berpacaran itu sudah cukup membuktikan jika kau mencintaiku dan setia padaku"

"Aku akan segera mengajak kedua orangtuaku untuk melamarmu" ucap Samuel dengan wajah bahagianya.

Mereka mengahirinya dengan berpelukan satu sama lain.

Pikiran Deylora sedang melayang-layang, ia tak tau apakah keputusannya ini benar atau tidak karna dirinya pernah melihat kekasihnya tengah berdua dengan seorang wanita, tapi kekasihnya mengakui jika ia salah dan semua masalah itupun kembali beres.

Deylora kembali percaya pada Samuel, ia memberikan kesempatan kedua pada kekasihnya. Deylora menganggap ini hanyalah cobaan karna semakin usia hubungannya bertambah semakin banyak gangguan yang melanda hubungan mereka.

Sejak lama Samuel berjuang untuk mendapatkan hati Deylora. Deylora tak hanya cantik, Deylora adalah wanita polos yang susah untuk didapatkan. Deylora juga tak pernah berpacaran selain berpacaran dengan Samuel. Samuel lah yang berhasil menaklukan kerasnya hati Deylora dan menepis semua pikiran negativ tentang arti berpacaran yang Deylora takutkan.

Deylora tak ingin jika ia memiliki kekasih, semuanya akan merasa terbengkalai dan membuat hidupnya makin berantakan, tapi Samuel berbeda, ia membebaskan dirinya untuk berbuat apapun selama menerutnya itu positiv. Mereka juga tak ikut campur dalam urusan mereka masing-masing. Mereka sudah bersepakat untuk itu.

Pacaran merekapun bisa di bilang pacaran yang sehat. Bahkan mereka tak pernah sampai ke arah kissing. Samuel hanya di bolehkan untuk mencium kening Deylora tak lebih dari itu. Deylora memang tak suka dengan pria yang terlalu menuntut banyak hal dari dirinya. Baginya karir dan pekerjaannya itu nomer satu, karna ia harus membiayai ibunya yang sedang sakit. Ayahnya pun tak peduli dengan dirinya dan ibunya.

"Ayo. Ku antar pulang" tawar samuel pada Deylora.

Samuel menggandeng tangan Deylora mengantarkan Deylora pulang.

"Apa kau tak ingin mampir?" Tawar Deylora pada Samuel ketika mereka sudah sampai dirumah sederhana milik Deylora.

"Tidak, ada sesuatu yang harus ku urus. Aku akan kembali dengan janjiku tadi Lora" ucap Samuel pada kekasihnya.

"Yasudah aku turun dulu, kau hati-hati di jalan" ucap Deylora sambil membuka sabuk pengaman yang ia kenakan.

Samuel mencium kening Deylora untuk berpamitan dengannya.

Deylora turun dari mobil Samuel. Samuel membuka kaca mobil miliknya. Deylora melambaikan tangannya pada Samuel lalu Samuel pergi meninggalkan halaman rumah Deylora.

Samuel pergi untuk menemui seseorang yang sudah sejak tadi ia tinggalkan karna Deylora memintanya untuk menemuinya di taman. Samuel lebih memilih untuk bertemu kekasihnya daripada ia bertemu dengan seseorang tersebut. Ia tak ingin kehilangan Deylora.

"Lama sekali sih!" Ucap wanita tersebut pada Samuel yang baru saja sampai.

"Maaf, Deylora meminta kita bertemu" ucap Samuel pada wanita tersebut.

"Deylora lagi! Deylora lagi!" Jawab wanita itu kesal.

"Ada apa denganmu? Deylora kekasihku! Kau tak berhak bersikap seperti ini padaku!" Seru Samuel.

"Ingatlah Cyntia. Aku membayarmu hanya untuk memuaskan nafsuku karna aku tak bisa menyentuh Deylora tapi bukan berarti kau memilikiku sepenuhnya! Aku hanya mencintai Deylora dan sampai kapanpun hanya Deylora. Jangan bermimpi jika kau akan menggantikan posisi Deylora di hatiku!" Jelas Samuel kembali.

Samuel berdiri dari tempat duduknya, menyambar kunci mobilnya kembali dan siap pergi meninggalkan Cyntia.

"Samuel! Tunggu aku! Maafkan aku Samuel!" Teriak Cyntia pada punggung Samuel yang lama-kelamaan menghilanh dari jangkauan matanya.

"Sial! Awas kau Deylora! Kau sudah merebut Samuel dariku! Akan ku buat kau melepaskannya. Liat saja!" Umpat Cyntia kesal.

My Hero is a Man in a SuitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang