Part 28

10.9K 495 11
                                    

Seminggu setelah Briant membawa pulang paksa Deylora. Ia benar-benar sudah kehabisan akal.

"Wanita itu benar-benar membuatku gila" ujur Briant pada dirinya sendiri.

Briant meminta Smith untuk terus menjaga Elea dan buah hatinya itu.

Briant benar-benar ingin mengatakan yang sebenarnya pada Deylora. Ia tak sanggup jika Deylora meninggalkannya seperti ini.

Sementara disisi lain Deylora juga sama tersiksanya dengan Briant. Deylora ingin menemui pria itu. Pria yang telah menyakiti hatinya tetapi pria itu juga yang telah menyelamatkan dirinya dari semua hutang ayahnya. Mau bagaimanapun sikap Deylora padanya ia tak berhak seperti ini pada my hero-nya.

Briant telah mengikuti kemanapun Deylora pergi seminggu belakangan ini. Tepat hari ini Briant ingin membawa wanita itu pulang entah bagaimana caranya.

Briant berjalan menuju toko roti milik Deylora. Tekatnya sudah bulat untuk mengajak Deylora kembali padanya.

Briant memasuki toko roti dengan baju santai dan topi untuk menutupi kepalanya.

Briant mencoba menyesuaikan diri di tempat tersebut. Toko roti milik Deylora hari ini terlihat ramai. Briant memesan beberapa roti dan kopi untuk ia seduh dan nikmati di toko tersebut.

Deylora tak sadar bahwa yang ia layani adalah Briant-nya. Karna ia benar-benar sibuk dengan segala urusan tokonya ditambah ia harus berjaga sendiri.

Setelah memesan menu, Briant mencari tempat duduk yang menurutnya akan nyaman berbicara dengan Deylora.

Deylora datang dengan pesanan yang di pesan oleh Briant.
"Tunggu Ms. Lunix. Duduk lah" Ujur Briant ketika Deylora ingin pergi meninggalkan mejanya.

Briant mencoba melepaskan topi miliknya. Betapa kagetnya Deylora melihat kembali pria yang benar-benar ia rindukan. Tak ada penolakan yang Deylora lakukan. Deylora duduk didepan Briant.

"Katakan sesuatu sesingkat mungkin, karna aku harus bekerja melayani yang lain!" Ucap Deylora dingin.

"Okey, aku sangat merindukanmu Deylora-ku" ucap Briant yang terus menatap manik mata Deylora.

Deylora mencoba mencari kebenaran dari manik mata Briant. Tidak ada keraguan yang Briant keluarkan dari mulutnya itu. Deylora percaya bahwa apa yang dikatakan pria yang ada dihadapannya sekarang adalah memang benar.

'Andai kau tau, aku juga sangat merindukanmu' ucap Deylora dalam hati. Mata  Deylora berkaca-kaca. Ia takut tak bisa membendung air matanya.

"A-aku akan melanjutkan pekerjaanku" jawab Deylora berlalu meninggalkan Briant. Dengan cepat Briant menarik tangan Deylora dan terduduk dipangkuan Briant.

"Akan ku tunggu sampai tokomu tutup" bisik Briant pada Telinga Deylora. Deylora berdiri dari pangkuan Briant dan segera ia meninggalkan pria tersebut.

Deylora benar-benar sangat malu. Wajahnya sudah memarah seperti kepiting rebus. Jantungnya berdetak sangat kencang lebih dari yang biasanya.

"Aku benci situasi seperti ini" kata Deylora pada dirinya sendiri.

Sesekali tatapan mereka bertemu. Mereka melihat satu sama lain. Briant terus memperhatikan Deylora yang sedang melayani semua pelanggannya, bahkan diwaktu renggang, Deylora juga mencuri-curi pandang ke Briant. Tak khayal jika mata mereka sesekali sering bertemu.

Dalam lubuk hati Deylora yang paling dalam. Ia benar-benar bahagia atas pemandangan yang sekarang ia lihat dihadapannya. Ia sangat bahagia karna Briant ternyata masih menginginkannya kembali setelah seminggu ini Deylora menghilang dan lenyap dari kehidupnanya.

My Hero is a Man in a SuitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang