Briant dengan helikopternya mengintai Robert dari ketinggian udara. Ia telah memakai sebuah alat yang canggih yang sudah ia tembakkan di mobil Robert supaya memudahkan dirinya dalam mengintai Robert. Didalam halikopter terdapat 4orang.
Sedangkan Fredy berada jauh di belakang mobil Robert.
"Shit! Ide macam apa ini! Bagaimana bisa aku mengikuti Robert menggunakan mobil jelek macam ini? Tak ada cepat-cepatnya! Yang ada malah aku tertinggal jauh dibelakangnya!" Ucap Fredy pada sambungan bluetooth yang terpasang di telinganya.
"Mobil itu sudah termodifikasi dengan baik. Hanya saja kau tidak bisa menggunakannya dengan baik!" Jawab Briant yang masih fokus dengan intaiannya diudara.
Mereka sama-sama sedang bekerja sama untuk membantu membebaskan Deylora.
"Pencet rem mobilnnya lalu tekan tombol dibagian kanan dekat dengan kunci mobil setelah itu kau gas dan kau akan tau apa yang terjadi setelah ini. Ingat! Jaga jarakmu!" Tambah Briant dengan santai.
Benar saja mobil itu melaju dengan kekuatan dobel. Fredy tak menyangka jika Briant akan memiliki mobil secanggih ini, meskipun tampangnya mobil kelas bawah tapi mesinnya benar-benar seperti mobil ferarri.
Fredy masih tak percaya dengan apa yang ia ia lakukan sekarang. Kadang ia tak mampu menggapai otak brilian yang Briant punya ia juga tak habis pikir mengapa Briant harus menyuruhnya menggunakan mobil sejelek itu.
"Mengapa kau menyuruhku menggunakan mobil seperti ini? Apa bedanya dengan mobil bagusku?" Tanya Fredy lagi sambil fokus dengan mobil yang sedang ia intai.
"Hentikan pertanyaan konyolmu itu. Apa kau tak bisa berpikir jika kau menggunakan mobil mewahmu itu sama dengan kau membunuh Deylora secara perlahan!" Briant sudah benar-benar tak habis pikir kenapa Deylora mau menikahi pria bodoh seperti Fredy.
'Badan saja yang besar otaknya dangkal!' Batinnya dalam hati.
"Aku tak mengerti!" Ucap Fredy frustasi.
"Jika kau menggunakan mobilmu, Robert akan tau jika kau membuntutinya! Kau tak lihat berapa banyak mobil yang mengawalnya? Tapi jika kau menggunakan mobil biasa mereka tak akan curiga denganmu!" Jelas Briant ia sudah sangat muak dengan pertanyaan-pertanyaan tak bermutu Fredy. Bisa gila lama-lama Briant harus bekerja sama dengan pria berotak dangkal itu.
"Sudah kau jangan bertanya, fokuslah kedepan dan jangan berulah sampai aku mengeluarkan intruksi selanjutnya" jelas Briant kembali fokus dengan tacking pad-nya.
Briant mulai memikirkan sesuatu. Ia tau kemana arah Robert membawa Deylora. Ia segera menyusun rencana dan mengirim anak buahnya untuk segera mengambil alih tempat tersebut.
"Frans! Tolong kau bereskan semua anak buah Robert yang berjaga disitu. Lalu kau lakukan sesuai tugasmu!" Ujur Briant pada Frans. Mereka saling menggunakan airpods untuk saling berhubungan. Semua transparan siapapun bisa mendengar intruksi Briant.
"Baik bos" jawab Frans.
Briant pergi meninggalkan intaiannya. Ia menyerahkan semuanya pada Fredy dan beberapa anak buahnya.
Buru-buru iya membelokkan Helikopternya ke gedung tinggi. Tak jauh dari lokasi Deylora akan dibawa.
Briant keluar dari Helikopternya. Ia harus buru-buru berada di lokasi untuk membajak tempat tersebut dan mengambil alih semuanya.
Dari jauh Briant menggunakan senjatanya snipernya yang ia ambil dari gudang persenjataannya. Dengan cepat Briant menembak satu-persatu orang suruhan Robert yang berada di atas gedung.
Briant kembali masuk kedalam Helikopternya dan menurunkan Helikopternya tepat di samping helikopter milik Robert.
Satu orang dari anak buahnya membawa pergi helikopter yang ia tumpangi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Hero is a Man in a Suit
Romance[[Belum diRevisi]] [[Completed]] 21+ Cerita ke 2 aku. Ini berhubungan dengan cerita pertama aku. Kalo kalian bingung kalian bisa baca cerita pertama aku dulu. --------------------------------------------------------------------- Deylora Lunix adal...