Briant pergi meninggalkan Deylora bersama keluarganya. Ia sengaja meninggalkan Deylora sendiri di tengah-tengah keluarganya.
Briant mengambil ponsel yang ada didalam jas bajunya, ia mencoba mencari kontak seseorang didalam ponselnya, tanpa pikir panjang Briant langsung memencet simbol telfon.
"Ya, ini aku"
"Tolong siapkan koleksi terbaik yang kau punya, bawakan ke rumah orang tuaku sekarang!" Dengan nada dingin ia menyuruh orang di seberang telfon dan setelah itu percakapan mereka akhiri.Disisi lain Nichole seperti kebingungan dengan tingkah laku kakak laki-laki satu-satunya itu.
'Bagaimana bisa? Hah? Siapa yang dia bawa?'
'Benarkah dia kekasih kakakku?'
'Dimana pria itu menemukan wanita secantik ini?'"Siapa namamu nak?" Tanya Deasy yang sedaritadi tidak memindahkan tatapan matanya dari tubuh Deylora seakan-akan iya sangat menggagumi wanita tersebut.
"Sa-sa-na-nama saya Deylora Lunix Nyonya" Deylora benar-benar sangat gugup. Ia mencoba berhati-hati berbicara dengan wanita tua tersebut karena ia tidak tau apa rencana pria yang telah membawanya ke mansion ini.
"Hey Deylora, nama yang cantik, dimana kau bisa bertemu dengan kakakku yang tampan ini? Lalu mengapa kakakku ini sampai berani membawamu kemari?" Tanya Nichole yang tanpa sengaja menudutkan Deylora.
"Jaga ucapanmu sayang" ucap Deasy pada anaknya tersebut.
"Ups sorry Deylora aku hanya bercanda. Maaf jika nada suaraku menyudutkanmu"
"Aku akan ke kamarku dulu, jika semua sudah siap panggil aku, aku akan turun" tambah Nichole yang telah berdiri dan akan bergegas meninggalkan semua orang yang ada di ruang tengah tersebutTak lama Briant turun dan berpapasan dengan Nichole.
"Mom, dad. aku mau bawa Deylora ke kamarku dulu, nanti kita bicara lagi, dia butuh istirahat" sembari mengambil tangan Deylora dan menuntunnya meninggalkan orang tua Briant.
Deylora pun akhirnya berpamitan dan ikut bersama Briant.
'Apa yang akan dia lakukan dikamarnya'
'Habis aku sekarang dengannya'Ting Tong Ting Tong....
Bell rumah Briant berbunyi pertanda orang suruhan Briant datang."Ini titipan Tuan Briant. Tolong berikan padanya bi" bibi mengangguk mengerti seraya menerima bingkisan besar dari pria tinggi besar yang badannya juga hampir sama dengan Briant.
Bibi mengantarnya ke atas ke kamar Briant dan mengetuk pintunya.
"Tuan ini bingkisan yang Tuan pesan"
"Sebentar bi"
Tak lama Briant membuka pintu kamarnya dan melihat bibi yang membawa beberapa bingkisan besar."Ini Tuan bingkisannya" kata bibi sambil menyerahkan semua bingkisan yang ada pada tangannya.
Tak lupa Briant juga mengucapkan terimakasih kepada wanita tua yang telah mengabdi pada orang tuanya selama bertahun-tahun tersebut."Ini terima" ucap Briant pada Deylora.
Tanpa berbicara apapun setelah perbincangan tadi dengan Briant, Deylora mengambil apa yang Briant berikan untuknya.
"Kau pakai dan aku akan menunggumu dimeja kerjaku" "aku akan menjemputmu kembali setelah itu" ucap Briant yang akan meninggalkan Deylora.Ruang kerja Briant memang jadi satu dengan kamar miliknya tetapi ruang kerja itu ada di bagian bilik kamar Briant tak ada yang spesial dari ruang kerjanya. Ia akan mengurus beberapa dokumen pekerjaannya setelah banyak sekali yang harus ia kerjakan hari ini. Ruang kerja yang hanya dilapisi kaca besar membuat ia bisa melihat Deylora sudah selesai bersiap-siap. Segera dirinya meninggalkan ruang kerjanya tersebut.
Ya kini Briant ada dihadapan Deylora. Wanita itu cantik mengenakan setelan dress yang bisa dibilang dress itu sangat santai dan pas di tubuhnya. Tak lupa dengan flatshoes yang ia kenakan. Memang tak diragukan lagi skill desainer yang ia telfon satu jam yang lalu.
Dengan tangan kedua tangan yang dimasukkan kedalam saku celananya ia memberikan kode kepada Deylora untuk menggandengnya dan setelah itu mereka berdua turun untuk makan malam keluarga.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Hero is a Man in a Suit
Romansa[[Belum diRevisi]] [[Completed]] 21+ Cerita ke 2 aku. Ini berhubungan dengan cerita pertama aku. Kalo kalian bingung kalian bisa baca cerita pertama aku dulu. --------------------------------------------------------------------- Deylora Lunix adal...