Part 36 (Deylora)

10.2K 454 11
                                    

"Briant"
"Briant"

Tok... Tok... Tok....

Deylora terus mengetok pintu kamar mandi, ia khawatir jika terjadi sesuatu dengan Briant, pasalnya sejak 30menit yang lalu pria ia meminta izin pada dirinya untuk membersihkan diri tetapi sudah 30menit berlalu pria itu tak kunjung keluar dari dalam kamar mandi.

Briant telah menyuruh Deylora untuk tidur lebih dulu tetapi pikirannya tak akan tenang jika pria itu tak berada disisinya saat ini.

Sampai pada akhirnya Briant keluar dari tempat persembunyiannya. Deylora benar-benar butuh penjelasan dari Briant.

Briant kaget melihat wajah Deylora dari balik pintu kamar mandi.

"Apa yang kau lakukan babe?" Tanya Briant sambil mengeringkan rambut basahnya dengan handuk yang ia kalungkan di lehernya.

"Cepak kau selesaikan semua ritualmu itu. Aku ingin kau menjelaskan sesuatu padaku!" Ujur Deylora yang pergi meninggalkan Briant. Deylora memberi waktu untuk Briant memakai pakaiannya hingga ia siap menemui Deylora di kasurnya.

Tak butuh waktu lama untuk Briant bersiap-siap menemui Deylora. Dengan setelan kaos putih dan celana pendeknya, kini mereka telah bertemu dan menatap satu sama lain.

Wajah Deylora sudah menunjukkan bahwa ia sudah muak dengan basa-basi Briant. Dirinya benar-benar ingin mendengarnya sendiri dari mulut kekasihnya itu soal apa yang ia lakukan dan mengapa ia harus pulang selarut ini.

Briant mencoba serilekskan pikirannya. Dengan satu tarikan nafas dirinya mencoba mengawali penjelasnnya.

"Dengarkan aku, Deylora" ujur Briant dengan sikap manisnya.

"Tak ada yang perlu kau khawatirkan sayang, aku hanya sedang menyiapkan kejutan untukmu" tambah Briant sambil merengkuh kedua tangan kekasih yang ada dihadapannya itu.

"Kejutan apa yang kau maksud Briant?" Tanya Deylora pada kekasihnya.

"Kejutan ini yang kau maksud?" Tambah Deylora sambil menyodorkan sebuah kertas.

Briant benar-benar terkejut tak percaya.

'Bagaimana bisa tiket mainan itu ada pada Deylora' batinnya dalam hati.

"Kau pergi ke California? Hanya untuk bermain ke taman bermain ini?" Ujur Deylora sambil menyerigai Briant.

Briant tak tau harus menjelaskan apa lagi pada Deylora. Hari ini benar-benar hari pengeksekusiannya. Dirinya sekarang seperti sedang terjun kedalam jurang.

"A-a-a-ak-aku it-i-i-itu han-hanya ummm maksudku aku sedang menyiapkan sesuatu di taman bermain itu dengan dua teman bisnisku" "dan kejutan itu untukmu" "iya untukmu" jawab Briant sambil meyakinkan Deylora. 

"Jika kau menemukan ini. Bagaimana dengan rencanaku sayang? Aku sedang memberikan kejutan untukmu. Apakah ini tidak akan menjadi surprise lagi?" Tanya Briant dengan manis.

"Aku menemukannya di saku celanamu" "jamgan salahkan aku jika aku menemukannya" "kau yang kurang cerdik sayang" ucap Deylora pada kekasihnya.

Sejujurnya dalam hatinya masih tak percaya dengan penjelasan Briant, tetapi jika perkataan itu benar, betapa bahagianya dirinya memiliki pria yang begitu romantis seperti Briant.

Merka berdua akhirnya memutuskan untuk menyudahi obrolannya dan pergi untuk beristirahat.

Briant tidur disamping Deylora. Memeluk wanita itu dengan sangat erat. Posisi seperti ini adalah posisi ternyaman Briant.

Keesokan harinya...

Entah apa yang sedang mengganggu pikirannya. Deylora masih kepikiran tentang apa yang Briant katakan semalam, antara percaya dan tak percaya. Sejujurnya hatinya sangat meragukan ucapannya. Ia benar-benar tak mengerti apa yang ia rasakan saat ini. Hatinya begitu sakit, tapi ia tak tau apa yang membuat dirinya sakit.

"Apa kau sedang memikirkan tentang perkataanku semalam?" "Apa kau tak percaya denganku? Tanya Briant pada kekasihnya yang sedang melamun.

Briant tengah bersiap-siap untuk misinya dengan Daniel.

"Aku hanya sedang tidak enak badan" jawab Deylora dengan lesu.

"Kalau begitu, diamlah dikamar sampai aku kembali" "jangan pergi kemana-mana" ucap Briant pergi meninggalkan Deylora dengan ipadnya.

My Hero is a Man in a SuitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang