"Hei dia pulang denganku!" Ucap Fredy. Briant memegang kendali kursi roda Deylora. Ia tak ingin melepaskannya dari tangannya bisa-bisa diambil alih oleh Fredy.
"Menyingkirlah dari situ. Deylora akan masuk kedalam mobilku" ucap Briant geram.
"Tidak, dia tidak boleh pulang denganmu!"
Briant melirik anak buahnya seakan memberikan isyarat untuk segera menyingkirkan Fredy dari pintu mobilnya.
Briant menggotong Deylora kedalam mobil miliknya, ia tak memiliki banyak waktu untuk menuntun Deylora masuk kedalam mobil.
"Aku bisa jalan sendiri Briant!" Seru Deylora sambil menepuk-nepuk dada bidang Briant.
"Tunggu disini biar ku bereskan si brengsek itu" ujar Briant pada Deylora lalu menutup pintu mobilnya. Ia tidak memberikan Fredy akses untuk menemui Deylora.
"Ku peringatkan kau baik-baik. Sudah ku bilang dari kemarin Deylora adalah calon istriku! Kau tak melihat cincinku telah melingkar dijari manisnya? Tidak usa halu untuk berpura-pura sebagai suaminya, karna sampai kapan pun kau tidak akan mendapatkan Deyloraku!" Briant lalu meninggalkan Fredy dan masuk kedalam mobil.
Fredy dihadang oleh anak buah Briant. Mobil Briant melesat pergi.
"BRENGSEK!!!!" Ucapnya penuh penekanan.
"Selama janur kuning belum melengkung aku tetap akan merebut Deylora!" Tambahnya dengan senyum devilnya.-------------------------------------------------------
Sampailah mereka dirumah Briant. Briant telah memutuskan untuk membawa Deylora ke mansion-nya."Hai aunty?" Sapa Max pada Deylora. Wajah Max benar-benar imut dan sangat manis.
"Dengar Max, aku akan memperkenalkan kau dengan ibu sambungmu" jelas Briant sambil memangku Max. Entah Max telah mengerti arti ibu sambung atau tidak diusianya yang 6tahun itu.
"Jadi jangan panggil dia aunty tapi panggil dia mommy. Kau mengerti?" Ujar Briant dengan lembut. Ia mencoba membuat Max mengerti.
"Mommy? Dia akan jadi mommy-ku?" Tanya Max tak percaya. Max benar-benar sangat gembira. Ia benar-benar rindu dan mendambakan sosok seorang ibu yang bisa mengurusnya pasalnya dia benar-benar iri dengan Leon dan teman sebayanya ketika ia sedang bermain hanya maid yang menemaninya sedangkan yang lain ditemani ibunya.
Deylora tersenyum penuh arti. Ia telah melapangkan dadanya mencoba menerima Max sebagai anaknya kelak meskipun ia belum resmi menikah dengan Briant tapi ia akan mencoba belajar menjadi ibu yang baik untuk Max.
"Yes son! Apa kau senang?" Tanya Briant pada anaknya.
"Yes Daddy! I'm so excited!!!" Ucapnya dengan wajah gemasnya.
"Haii mommy?" Sapa Max dengan wajah penuh arti.
"Hai Max" sapa Deylora lembut.
Deylora beristirahat dikamarnya di antar oleh Briant dan Max. Briant meminta Max untuk kembali ke kamarnya karna Deylora harus beristirahat.
Didalam ruangan hanya ada Deylora dan Briant. Briant duduk di pinggir kasur.
"Besok kita akan melangsungkan janji suci, aku memintamu untuk beristirahatlah yang cukup" ucapan Briant mengagetkan Deylora. Deylora dengan cepat bangun dari posisinya.
"Bagaimana mungkin?" Tanya Deylora tak percaya.
"Aku tidak bisa menunda lagi babe. Aku takut kehilanganmu. Lebih cepat akan lebih baik" ujar Briant sambil mengelus-elus kepala Deylora.
"Kau tidak memerlukan izinku? Bagaimana bisa kau memutuskannya sendiri?" Deylora kesal dengan Briant. Harusnya ia meminta persetujuan dirinya terlebih dahulu.
"Maafkan aku sayang" ujarnya lalu mencium bibir Deylora dengan lembut.
Akhirnya mau tidak mau Deylora harus nurut dengan Briant. Lagipula benar apa yang di bilang pria itu, lebih cepat akan lebih baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Hero is a Man in a Suit
Romance[[Belum diRevisi]] [[Completed]] 21+ Cerita ke 2 aku. Ini berhubungan dengan cerita pertama aku. Kalo kalian bingung kalian bisa baca cerita pertama aku dulu. --------------------------------------------------------------------- Deylora Lunix adal...