Hari ini Daylora akan pergi ke toko roti milik ibunya untuk bekerja, ia berharap pelanggan hari ini ramai agar ia bisa cepat-cepat melunasi hutang ayahnya, agar Samuel tak terbebani dengan hutang orangtuanya juga.
Deylora tengah membuka toko rotinya. Ia hanya duduk di kasir menunggu pelanggan untuk membayar belanjaan mereka.
Jam telah menunjukkan pukul 12:30 siang.
Saatnya jam makan siang untuk para karyawan yang bekerja di kantor perusahaan. Biasanya, toko rotinya akan ramai oleh pengunjung yang ingin membeli sandwich di toko miliknya, sambil menikmati teh hangat atau secangkir kopi.
"Hai sayang, bagaimana? Apa tokomu ramai?" Tanya Samuel yang tiba-tiba saja muncul di hadapannya.
"Kau kemari? Apa kau tak sibuk Sam?" Tanya Deylora pada Samuel.
"Tidak, aku rindu dengan sandwich yang ada di tokomu. Sekalian aku mampir untuk bertemu denganmu" jelas Samuel.
Deylora mengangguk mengerti.
"Tunggu sebentar Sam aku akan memberikannya padamu. Kita bisa menghabiskan waktu di sebelah sana" jawab Deylora sambil menunjuk tempat yang kosong.Samuel membalasnya dengan anggukan. Ia berjalan menuju tempat yang sudah di tunjuk oleh Deylora padanya.
Deylora berbicara pada salah satu karyawannya untuk menyiapkan sandwich dan green tea kesukaan Samuel lalu Deylora berjalan menyusul Samuel.
"Bagaimana jika kita pergi untuk membuat undangan? Semua sudah beres tinggal undangan saja yang belum" Tawar Samuel pada kekasihnya.
Samuel telah berhasil melamar Deylora seminggu yang lalu, Ibu Deylora menyetujui lamaran Samuel. Ibu Deylora mengenal baik Samuel. Bahkan ibu Deylora berfikir anaknya akan aman bersama Samuel.
Pelayan Deylora tiba-tiba mengantarkan pesanan yang Samuel pesan. Deylora membantu menurunkan pesanan Samuel.
"Ada yang ingin dipesan lagi?" Tanya pelayan tersebut.
Samuel membalas dengan mengangkat tangannya tanda ia tak ingin memesan sesuatu selain yang di pesankan oleh Deylora.
"Tidak, Van. Kau boleh pergi, melayani yang lain" ucap Deylora pada karyawannya.
Karyawan tersebutpun pergi meninggalkan mereka.
"Bagaimana?" Tanya Samuel kembali.
"Boleh. Apa kau mau sekarang?" Tanya Deylora.
"Hmm boleh. Kau tak sibuk?"
"Tidak, aku bisa menitipkannya pada karyawanku" ucap Deylora santai.
Yasudah setelah ini kita akan pergi.
Samuel menghabiskan makanan yang ia pesan dan minuman yang ia pesan. Deylora berpamitan pada Samuel untuk mengambil tasnya dan akan segera kembali padanya.
"Vannesa" panggil Deylora pada karyawannya.
"Ada apa nona?" Tanya Vannesa pada bosnya.
"Tolong kau ambil alih pekerjaanku dulu. Aku ada urusan penting, nanti aku akan kembali jika semuanya sudah beres" jelas Deylora.
"Baik nona" jawab Vannesa dengan menganggukkan kepalanya mengerti.
Deylora mengambil tasnya lalu pergi menyusul Samuel kembali. Deylora duduk dihadapan Samuel. Ia memperhatikan Samuel terus menerus.
"Kau memperhatikanku baby?" Tanya Samuel disela-sela aktivitasnya.
"Mengapa? Apa aku tak boleh melihatmu makan? Kau kekasihku, aku bebas menatapmu sesuka yang ku mau" ucap Deylora pada Samuel.
"Yasudah terserah kau saja"
Mereka akhirnya pergi meninggalkan toko untuk memesan undangan pernikahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Hero is a Man in a Suit
Romansa[[Belum diRevisi]] [[Completed]] 21+ Cerita ke 2 aku. Ini berhubungan dengan cerita pertama aku. Kalo kalian bingung kalian bisa baca cerita pertama aku dulu. --------------------------------------------------------------------- Deylora Lunix adal...