Briant berjalan menuju lobby kantornya dengan tubuhnya yang tegap. Seperti biasa semua karyawan yang melihatnya selalu membungkukan badannya seraya memberi salam kepada bos besarnya tersebut.
Briant dikenal sebagai bos yang sangat ramah, tak khayal banyak dari karyawan wanitanya suka tergila-gila padanya ketika bosnya itu mebalas salam mereka dengan sebuah senyuman atau dengan tundukan kepala.
Briant berjalan menuju ke arah lift pribadinya. Lift ini biasa digunakan untuk orang-orang penting yang bisa langsung menuju ruangan-ruangan tertentu, selain orang penting tidak boleh ada yang menggunakannya.
Kringggggg......
Handphone Briant berbunyi. Tak membutuhkan waktu lama untuk menjawab telfon tersebut.
"Ada apa?" Tanya Briant pada seseorang di telpon tersebut.
"Mr. Scrott, aku telah mendapatkan informasi yang akan membuatmu bahagia sekaligus sedih"
"Apa yang kau maksud?" Tanya Briant tak mengerti. Ia hanya ingin mendengar kabar gembira dari pria tersebut.
"Aku tak bisa mengatakannya melalui telpon. Sebentar lagi aku akan sampai di kantormu. Tunggu aku disana" jawabnya.
Briant langsung menutup telponnya dengan kasar. Ia tak suka dengan kegelisahannya ini.Briant sedang mencoba fokus untuk menyelesaikan pekerjaannya yang tiap hari terus menumpuk.
"Shit!" "Lama sekali pria keparat itu!" Seru Briant sambil melempar kertas yang ada di tangannya ke atas meja yang bertumpuk kertas-kertas.
Pikirannya tidak bisa lagi jernih. Ia butuh informasi itu sekarang juga. Briant sudah sangat lama menantikan kabar tentang seseorang yang sangat ia rindukan.
Tak lama terdengar suara pintu yang tiba-tiba terbuka, dan tak lama kemudian pria yang sedang ditunggu-tunggu kedatangannya oleh Briant pun telah muncul di depan wajah Briant.
"Katakan! Katakan apa yang kau dapat Smith!" Ucap Briant tak sabar.
"Orang yang kau cari berada di California" ucap Smith pada Briant.
"Tapi kau harus menerima kenyataan bahwa orang yang kau cari sedang terbaring sakit"Tak ada jawaban dari Briant. Ia sengaja agar temannya tersebut sesegera mungkin menyelesaikan informasinya.
"Kira-kira ia sudah mengidap sakit sekitar 2th ini" tambah Smith.
"Shit!" Umpat Briant.
"Beri aku informasi dirinya lagi!" Tambah Briant sambil memegang kerah baju Smith.
"Slow buddies, aku tau kau benar-benar berapi-api mendengarkan informasi ini tapi tenang lah dulu, tunggu sampai aku selesai memberi informasi yang lengkap" jawab Smith pada kawannya itu.
"Seorang anak laki-laki sering menjenguknya dirumah sakit. Anak itu sekitar umur 4th" tambahnya."Bawa aku menemuinya sekarang!" Perintah Briant pada Smith.
"Maaf Briant aku tak punya waktu untuk hari ini. Lagian kau juga harus menemui benerapa rapat penting untuk bisnismu ini. Dan aku tak akan meninggalkanmu sendirian menemuinya. Kau bisa membuatnya drop. Percayalah aku akan membawamu menemuinya. Kau juga butuh informasi darinya" kata Smith sambil meyakinkan Briant.
"Okey buddies, aku kembali dulu" pamit Smith pada Briant. "Jangan cuma memikirkannya, wanita yang mersamamu juga membutuhkanmu" tambahnya.Smith pergi meninggalkan Briant. Briant tak pernah meragukan skill Smith untuk mencari tahu sesuatu dibandingkan seseorang yang sebelumnya ia dipecat.
Briant kacau, ia tak lagi fokus dengan schedule pekerjaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Hero is a Man in a Suit
Romance[[Belum diRevisi]] [[Completed]] 21+ Cerita ke 2 aku. Ini berhubungan dengan cerita pertama aku. Kalo kalian bingung kalian bisa baca cerita pertama aku dulu. --------------------------------------------------------------------- Deylora Lunix adal...