Jerman 7:50 pm.
Briant sedang berada di balkon kamarnya.
"Apa kabar dengannya?"
"Sial! Aku sangat merindukannya"Briant dengan cepat masuk ke kamar miliknya. Ia menyambar jaket yang ada di atas kursi, tak lama dari itu Briant pergi meninggalkan rumah.
Sudah 3 hari Briant berada di Jerman. Ibunya memintanya untuk tetap stay seminggu lagi agar bisa family time. Sudah lama keluarga mereka tak merasakan family time semenjak anak perempuan satu-satunya itu menimpa banyak masalah.
Briant dengan mobilnya menuju ke atap gedung perusahan milik orang tuanya yang berada di Jerman. Ia sedang menunggu seseorang untuk datang.
Suara helikopter terdengar sangat jelas, itu manandakan bahwa helikopter tersebut akan mendarat di helipad yang ada beberapa meter didepan Briant.
Briant memutuskan untuk kembali ke New York hanya untuk bertemu Deylora-nya. Lebih tepatnya Briant ingin melepas rindu dengan bertemu wanita itu.
Semenjak Deylora memasuki kehidupan Briant fokusnya jadi terbagi. Briant benar-benar sangat kualahan sengan masalah yang menimpa keluarganya bertubi-tubi, belum pagi ia harus mengurus perusahaan orang tuanya, perusahaannya dan masalahnya.
"Tunggu Deylora! Aku sudah tidak tahan lagi" ucapnya lirih dan melanjutkan minumnya.
------------
06.40 am.Betapa kagetnya Deylora ketika ia harus melihat sosok pria yang menyeramkan berada didepannya saat ini.
"Bagaimana bisa kau ada dihadapanku saat ini sedangkan kau bilang waktu itu jika kau akan stay lebih lama di negeri Jerman?" Ucap Deylora dengan wajah yang begitu terkejut.
"Masuk ke mobilku sekarang. Sudah cukup kau besenang-senang dengan kehidupanmu" ucap Briant dingin seraya mengambil tangan Deylora dan mengajaknya masuk kedalam mobilnya.
"Apa maksudmu bersenang-senang" ujur Deylora sambil membela diri.
Tak ada perdebatan lagi. Briant tak menjelaskan perkataannya pada Deylora. Mereka berdua terhening hingga sampai kepada tempat tujuan mereka.
"Kenapa kau membawaku ke kantormu?" Tanya Deylora yang memulai pembicaraan mereka.
Briant tetap diam tak menjawab ucapan wanita yang ada di sebelahnya tersebut. Briant ingin sesegera mungkin membawanya ke ranjang untuk melepaskan semua nafsunya yang selama ini terus dibayang-bayangi sosok Deylora.
"Mr. Scrott apa kau bisu?" Tanya kembali yang kini mereka sudah berada di meja kerja Briant.
Tak butuh waktu lama untuk membungkam mulut Deylora. Briant mencium wanita itu, wanita yang sejak tadi mencari kejelasan atas dirinya yang tiba-tiba muncul dihadapannya sedangkan yang Deylora tau Briant tidak tau kapan dia akan pulang yang pasti pria itu butuh waktu yang lumayan lama untuk mengurus masalah keluarganya.
Deylora melotot tak percaya apa yang dilakukan oleh Briant. Briant baru saja menciumnya. Bukan ciuman singkat yang mendarat di bibirnya melainkan ciuman yang bisa dibilang ini sangat memabukkan.
Deylora tidak pernah merasakan ciuman yang sebegitu manis ini. Tanpa sadar otak Deylora menginginkannya lagi dan lagi. Dengan cepat Deylora sadar.
"A-a-apa yang kau lakukan Mr. Scrott?" Ucap Deylora dengan wajah yang memerah.
"Menciummu supaya kau tak terus meminta penjelasan kepadaku kenapa aku tiba-tiba muncul dihadapanmu"
"Nanti kau akan tau jawabannya" tambah Briant yang kembali fokus dengan pekerjaannya dan meninggalkan Deylora dengan wajah merona seperti kepiting rebus.Briant mencoba mencuri-curi pandang ke arah Deylora. Deylora berada sofa depan Briant. Briant sungguh memperlihatkan senyum liciknya tersebut, pasalnya ia masih melihat wajah Deylora yang menandakan wanita itu kesal campur bingung dengan perkataan Briant.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Hero is a Man in a Suit
Romance[[Belum diRevisi]] [[Completed]] 21+ Cerita ke 2 aku. Ini berhubungan dengan cerita pertama aku. Kalo kalian bingung kalian bisa baca cerita pertama aku dulu. --------------------------------------------------------------------- Deylora Lunix adal...